Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 2020

Nabi Muhammad S.A.W lahir pada hari Itsnin malam menjelang dini hari, 12 Rabiul Awal, pada tahun gajah atau bertepatan dengan tanggal 23 April 571 penanggalan Gregorian, tepatnya dua bulan setelah pasukan gajah menyerang Kota Makkah [1] . Sebagian ada yang berpendapat bahwa beliau  lahir pada hari Senin, 9 Rabiu'l Awal bertepatan dengan 20 April 571  penanggalan Gregorian . Beliau lahir di kampung Bani Hasyim di Kota Makkah. [2] Tahun kelahiran Nabi Muhammad dikenal sebagai Tahun Gajah, pada saat itu Bangsa Arab belum dikenal angka tahun. [3] Penamaan tahun didasarkan pada peristiwa besar yang terjadi pada masa itu. Ayah beliau bernama Abdullah berasal dari Bani Hasyim sedangkan ibu beliau bernama Siti  Aminah yang berasal dari bani Abdulmanaf. Kedua orang tua beliau berasal dari   Suku Quraisy.

Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2020

"Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie"  demikianlah bisik M.Yamin kepada pemimpin kongres Soegondo  ketika itu. Yang artinya kurang lebih: Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini Resolusi dimaksud ialah untuk Kongres Pemuda ke-II yang berlangsung dari tanggal 27 s/d 28 Oktober 1928 di Batavia. Secarik kertas yang diberikan oleh Yamin kepada ketua kongres mendapat persetujuan dengan membubuhkan paraf. Demikian pula anggota kongres yang lain juga menyatakan persetujuan. "Resolusi yang elegan" atau "Ikrar" demikianlah pada saat itu. Adapun dengan istilah "Sumpah Pemuda" diberikan setelah kongres. Begini kira-kira bunyinya:

Stasiun Bukittinggi yang Terlupakan (part 1)

Perkeretaapian memang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan suatu kota di Ranah Minang ini. Pasca ditemukannya kandungan batubara Ombilin Sawahlunto, seakan menjadi pengungkitnya untuk sektor perhubungan dan perdagangan. Mobilisasi hasil bumi dan manusia jauh lebih mudah pada zamannya itu. Jalur kereta api menuju Staisun Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891 dan sejak tahun 1986 ditutup.

Gedung Societeit, Gedung Nasional, Gedung Proklamasi

Pada foto lama masih kita dapati sebuah bangunan berdiri di atas tebing di Simpang Tugu Pahlawan Tak Dikenal. Pada masa Belanda, gedung itu merupakan Gedung Societeit. Lazimnya pada masa itu, setiap Gedung Societeit memiliki nama, seperti Gluck Auf di Sawahlunto yang hingga kini masih berdiri. Namun hingga kini dan mungkin karena sudah tidak ada, belum didapat informasi terkait nama dari Gedung Societeit di Bukittinggi serta tahun berapa didirikan oleh Belanda. Kini gedung tersebut telah tiada dan digantikan oleh Gedung DPRD Kota Bukittinggi. Bagi penduduk Kota Bukittinggi yang sempat menyaksikan kehadiran gedung tersebut,masih terucap dilisan mereka perihal "Gedung Nasional", demikian namanya sesudah merdeka.

Baju Kurung (Baju Kuruang)

Pakaian wajib menutup aurat Pakaian terletak pada tempatnya Pakaian melekat pada patutnya Pakaian beragam pada maknanya Mengandung adat dengan lembaganya Mengandung tunjuk dengan ajar Mengandung sifat dengan tabiat Mengandung tuah dengan marwah   Elok pakaian menutup malu Molek pakaian menjemput budi Sanggam pakaian menjunjung adat Mulia pakaian makna bermakna Kaya pakaian ragam beragam Kemudian ada pula pesan orang tua-tua: Apabila memakai pakaian Melayu, Jaga pelihara aib dan malu Apabila memakai baju Melayu, Duduk jangan membuat malu, Tegak jangan mencari seteru, berjalan jangan mengharu biru, bercakap jangan lidah berbulu

Jejak Makam Kuno Belanda di Bukittinggi

JEJAK  MAKAM KUNO BELANDA DI BUKITTINGGI  DAN POTENSINYA Oleh: Dodi Chandra, S.Hum (Staf Pokja Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi BPCB Sumatera Barat) Kota Bukittinggi salah satu kawasan yang menyimpan berbagai tinggalan arkeologis yang kental dari masa Kolonial Belanda. Menelisik jejak masa lalu Bukittinggi sepertinya tidak habis-habisnya yang seolah-olah memberikan cerita dan kisah kepada kita tentang kehidupan manusia di masa itu. Bukittinggi  sejak lama telah dikenal sebagai kota wisata dengan Jam Gadang sebagai landmark kotanya. Pada masa Kolonial Belanda,  Fort de Kock  (nama lama Bukittinggi) dapat dikatakan sebagai kota metropolitan dimasanya. Saat ini, kita dapat melihat jejak masal lalu berupa bangunan pendukung dari kota, seperti bangunan pemerintahan, rumah, sekolah, pasar, pusat kesehatan, bangunan pertahanan, pasar, hotel, sarana hiburan dan sebagainya. Semua bangunan bersejarah di Kota Bukittinggi secara umum telah terdata dan terinventarisasi oleh BPCB Sumatera Barat, Din

13. Monumen Pendidikan Kader Pamong Praja

Monumen ini didirikan lengkap bersama taman dengan nama Taman Monumen Pendidikan Kader Pamong Praja  pada tahun 2017. Terletak di bekas kawasan Kampus Sekolah Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) [1] di Jalan Merapi. Kini bangunan kampus sudah tidak ada dan telah digantikan oleh Paviliun Ambun Suri Rumah Sakit Ahmad Muchtar (RSAM) dan Drive Thru Samsat Bukittinggi. Fungsi terakhir dari bangunan tersebut ialah sebagai Kantor Samsat Bukittinggi yang kini telah dipindahkan ke Padang Hijau [2] . Pada tanggal 14 Januari 1948 Gubernur Sumatera mengeluarkan Surat Keputusan dengan No. 9/U/Pd [3] yang merupakan keputusan untuk mendirikan Akademi Pamong Praja di Bukittinggi [4] . Sebagaimana yang kita ketahui IPDN yang merupakan gabungan dari Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dengan Institu Ilmu Pemerintahan (IIP) berasal dari APDN yang didirikan di Malang pada tahun 1956. [5]   Para pengajar pada akademi ini pada masa itu ialah: 

12. Tugu PDRI

Tugu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi dibangun pada tahun 1949. Pembangunan tugu ini diprakarsai oleh Engku Buyuang Padang Dt. Sutan Marajo[1]. Tugu ini dibangun untuk mengenang Bukittinggi pernah memainkan peran sangat penting dimasa revolusi kemerdekaan yakni mejadi Ibu Kota Republik Indonesia setelah kejatuhan Jogjakarta pada masa Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948.

Perempuan Minang

Perempuan Melayu yang merdeka Berkuasa atas harta pusaka Menjadi tuan dalam keluarga Dimuliakan dalam Syari'at Diagungkan dalam Adat Perempuan Minang Baju kurung marwah dijaga Tak ada konde melainkan hijab ianya Jayalah Minang Jayalah Melayu Jayalah Islam April 2018

Jam Gadang sedang direnov 1973

Jam Gadang sedang direnovasi tempo itu. Sejak zaman kolonial Hindia Belanda kawasan Jam Gadang ini menjadi jantungnya Fort de Kock alias Kota Bukittinggi saat ini.  Potongan keliping koran ini dipublish oleh akun Facebook Hendra Purwadi. Menurut komentar akun Facebook Suftiman BandaroMudo, suasana ini menunjukan proses pemugaran Jam Gadang menjelang bulan Agustus tahun 1973. Hal ini dilakukan akibat kebakaran hebat yang meratakan Pasa Ateh tahun 1972 dan tahun berikutnya Pasa Ateh diresmikan oleh Presiden RI saat itu.

52. Rumah Dinas Gubernur Sumatera

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Terletak di kawasan Parak Kopi atau di belakang Bioskop Sovia, di dekat Hotel Sumatera. Rumah ini sudah lama tidak ditempati. Posisinya berada dilerang bukit dan menghadap ke Ngarai Sianok. Apabila kita melayangkan pandangan di depan rumah maka akan tampak di bawah sana Jalan. Panorama, Museum Tri Daya Eka Dharma, Taman Panorama dan Lubang Japang, serta Ngarai Sianok. Menurut beberapa sumber, rumah ini merupakan Rumah Dinas Tengku Muhammad Hasan Gubernur Sumatera [1] pada awal kemerdekaan. Di rumah inilah salah satu kepingan sejarah Republik Indonesia terjadi, yaitu rapat dari tokoh republik pada tanggal 19 Desember tahun 1948. Rapat tersebut berkaitan dengan jatuhnya Ibu Kota Republik Indonesia Jogjakarta serta serangan yang sedang menghujam Bukittinggi semenjak pagi. Serta kemungkinan para pemimpin republik yang ditangkap serta belum adanya informasi terkait hal ter

Hotel Centrum 2020

Hotel Centrum, salah satu dari 43 cagar budaya terdaftar yang ada di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Hotel pertama di Bukittinggi ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1910, menandakan bahwa pariwisata sudah berkembang di sana. Namun, saat ini Hotel Centrum dalam kondisi terlantar. Bangunan tidak terawat dan bahkan sebagian sudah hancur. Terlihat seperti kolase foto old now koleksi KILTV Leiden Univerdity Libraries tahun1920 dan  @tourpreneur  tahun 2020. Bagaimana sikap kita? Tetap diam dan biarkan saja atau lakukan sesuatu, minimal dengan menyuarakan hal ini kepada publik dan berharap sampai kepada pemerintah?

72. Rumah Wakidi

  Wakidi lahir di Plaju, Palembang, Sumatra Selatan, sekitar tahun 1889. Orang tuanya orang Jawa yang berasal dari Semarang, kemudian mereka bekerja di Plaju, Sumatra. Sejak kecil Wakidi senang melukis dan semakin berkembang bakatnya itu ketika tahun 1903 Wakidi bersekolah di   Kweekschool   (sering disebut Sekolah Raja - sekolah guru) Bukit Tinggi. Di sekolah ini Wakidi mulai serius belajar melukis dengan bimbingan guru, terutama ia melukis tema-tema pemandangan alam, seperti: ngarai, sawah, gunung, dan sungai. Wakidi lulus tahun 1908 dan mulai mengajar di sana. Ia juga mengajar di INS Kayu Tanam pada tahun 1940-an dan sejak kemerdekaan tahun 1949 ia mengajar di sekolah menengah di Bukit Tinggi.

Jingle Museum di Hatiku

  Masa terus berpacu Takkan lelah Jejak-jejak sejarah, Teruslah melangkah Peristiwa adalah anugerah Membawa berkah Yang berlimpah

Kebudayaan\5. Adat&Budaya\Keris Minangkabau

Ilustrasi Gambar: Visual heritage Blog  Klik pada judul untuk menuju tulisan: Keris Pusaka Minangkabau: Suatu Kajian Fungsi, Unsur Visual & Makna Kosmologi Minangkabau dan Keris Pusaka Minangkabau Permasalahan Keris Visualisasi Keris Tipologi Keris Minangkabau Tipologi Keris Minangkabau & Fungsinya Lima Keris yang Melegendai di Indonesia  

Hari Museum Indonesia 2020

Tanggal 12 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Museum Indonesia. Penetapan tanggal ini didasarkan pada penyelenggaraan Musyawarah Museum Si Indonesia pertama tanggal 12 s/d 14 Oktober 1962 di Yogyakarta. Sedangkan Hari Museum Dunia diperingati tanggal 18 Mei setiap tahunnya. Perlahan-lahan, kesadaran masyarakat kita tentang arti dan nilai penting museum mulai tumbuh. Sama halnya dengan Cagar Budaya yang beberapa tahun nan silam masih dipandang barang aneh, asing, dan tak dikenal oleh masyarakat kita. Semoga perkembangan museum di kota kita mengarah ke arah yang lebih baik. Dan semoga kelak kita memiliki "Museum Kota" sebagai lembaga penyimpan, pendokumentasian, dan pelestari sejarah di kota kita. Selamat Memperingati Hari Museum Indonesia kepada kita semua. Foto Terkait Peringatan Hari Museum 2020: Twibbon Hari Museum 2020   Untuk Melihat Partisipasi dalam Twibbon di Bukittinggi, klik DISINI   Video Ucapan Selamat Memperingati Hari Museum oleh AMIDA Sumbar   Ba

Vandalisme terhadap Peninggalan Sejarah 09.10.20

Pada hari Jum'at tanggal 09 Oktober 2020, Tim Kebudayaan mendapat laporan perihal aksi Vandalisme pada salah satu Peninggalan Sejarah Kota Bukittinggi. Peninggalan Sejarah dimaksud ialah dengan nomor 94. Eks Tiang Listrik/Telpon .  Tim Kebudayaan mendapat objek yang terletak di trotoar depan Hotel Dymens, Simpang Yarsi sudah dicoret-coret dengan cat semprot warna mereah pada keempat sisinya. Tidak hanya itu, pada sisi yang menghadap ke Jalan Sudirman telah ditempeli dengan empat helai kertas HVS. Tampaknya tempelan kertas ini lebih dahulu dipasang. Masyarakat yang berada disekitar objek ini berkata bahwa kemarin (Kamis,08 Oktober2020) coretan tersebut belum ada. Kemungkinan coretan tersebut dilakukan pada malam hari Kamis. Memang tidak terdapat pengumuman atau peringatan yang dipasang pada objek dimaksud. Namun bukan berarti siapapun boleh berbuat sekehendak hatinya. Tidak mesti dilarang atau diberi tahu terlebih dahulu bahwa suatu perbuatan itu salah sehingga baru tak dikerjakan.

ODCB Baru (6.10.20)

Pada hari Selasa tanggal 06 Oktober 2020, Tim Kebudayaan meninjau informasi terkait penemuan objek yang terkubur di bawah tanah. Objek tersebut ditemukan oleh para pekerja yang sedang melakukan revitalisasi di Kebun Binatang Kinantan. Lokasi penemuan terletak pada galian di lokasi Museum Zoologi lama. Butuh waktu cukup lama untuk mengangkat beton yang berat tersebut. pada bagian atas terdapat plakat yang bertuliskan:

Twibbon Hari Museum Indonesia 2020

Menyemarakkan hari Museum Indonesia yang jatuh pada tanggal 12 Oktober 2020, mari kita unggah foto profile kita dengan twibbon di atas. Untuk lebih mudahnya silahkan klik DISINI dan kawan-kawan tinggal mengunggah foto diri yang disenangi untuk diletakkan ke dalam bingkai tersebut dan kemudian tinggal unduh. Atau kawan-kawan dapat juga mengunduh aplikasinya di playstore. Baca juga: 

Progress Rev.RANB 2020

Museum Rumah Adat Nan Baanjuang (RANB) sedang dalam tahap revitalisasi. Pada Selasa, 6 Oktober 2020 para tukang masih mengerjakan pemasangan ijuk baru. Ijuk dipasang berlapis-lapis setelah sebelumnya disiapkan dari bawah. Tampak salah satu rangkiang sudah selesai pemasangan ijuknya.  Melihat perkembangan pengerjaan, menginsyafkan kita betapa tingginya ilmu orang tua kita masa dahulu. Pengerjaan sekarang, sebagiannya sudah dimudahkan oleh teknologi. Dan kita terkadang khilaf memandang masa lalu itu terbelakang dan masa kita (kini) merupakan zaman kemajuan.

Kearifan Berbahasa yang Kurang

Dicopy dari kiriman FB: Zahra Ummu Hanif Terpikir saat bunga ini viral, tak adakah nama yang lebih baik yang tidak melecehkan status seseorang?  Jadi lah manusia yg berakhlak,  kalau punya waktu di baca sampai habis ya. Melihat fenomena penamaan jenis tanaman Monstera Adansonii dan Monstera obliqua menjadi “janda bolong” , terasa sekali betapa rendahnya etika berbahasa di masyarakat kita. Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis tentang ini. Tapi mengingat dan menimbang, ketika saya yang beropini, pasti orang-orang akan menilai dari perspektif yang berbeda, Sebenarnya saya hanya ingin membuka sedikit mata hati orang-orang yang masih punya hati dalam menilai dan berbahasa. Yang lebih miris lagi bukan hanya “janda bolong” yang jadi nama tanaman. Tapi muncul juga nama-nama turunan lainnya, seperti “ janda miskin, janda sobek, janda terbuang, janda gatal, janda kaya ”, and  whatever  lah… sampe gemetar jari saya mengetik nama-nama itu, Dan yang lebih parah, orang-orang yang notabene berpen

1 Oktober 1945, Hari Lahir Prov Sumbar

Perda Penetapan Hari Lahir Prov.Sumbar: Klik DISINI Padang, Gatra.com  - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama DPRD setempat menetapkan hari lahir Provinsi Sumbar pada 1 Oktober 1945. Penetapan tersebut diperoleh melalui kesepakatan sidang paripurna dan penetapan Peraturan Daerah (Perda) Hari Jadi Sumatera Barat pada Senin (22/7). Ketua DPRD Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim dalam sambutannya menyatakan penetapan tersebut dilakukan setelah pihaknya melakukan kajian dari segi sejarah, sosial, dan budaya. Dalam kajian tersebut disepakati 1 Oktober 1945 sebagai hari lahir Provinsi Sumatera Barat.

Hari Kesaktian Pancasila '65-20

Semalam malam berdarah, 55 tahun yang lalu Partai Komunis Indonesia melancarkan Kudeta. Terlepas dari perdebatan mengenai kebenaran kudeta tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia telah merasakan langsung akibat dari keberadaan ideologi Komunis dan Partai Komunis Indonesia (PKI) di negara ini. Sejarah semenjak kedatangan ideologi Komunis di Indonesia memang dipenuhi dengan berbagai perdebatan. Pada beberapa wilayah, Komunisme lahir dari sekolah-sekolah agama (Islam), seperti Sumatera Thawalib di Minangkabau. Hubungannya yang pada awal mula manis dengan Islam kemudian berubah menjadi pahit dan diwarnai kekejaman dari fihak Komunis.