Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Monev Villa Merdeka 2019

Pada hari Rabu tanggal 27 Dzulhijjah 1440 H yang bertepatan dengan 28 Agustus 2019 Tim Monev Cagar Budaya yang dipimpin oleh Kasi Cagar Budaya & Peninggalan Sejarah (CBPS) Disdikbud Kota Bukittinggi Beta Ayu Listyorini, SS, mendatangi bangunan Villa Merdeka yang terletak di depan kawasan RSAM Bukittinggi. 

Bukittinggi

Berikut kami tampilkan judul beserta tautan untuk menuju ke tulisan:   Kota Bukittinggi - Wikipedia  Gambaran Umum Kota Bukittinggi - berkas langsung unduh Taman Sabai Nan Aluih Ngarai Sianok Kebun Bungan (Kebun Binatang Kinantan) Taman Panorama Tarikh SMA N 1 Bukit Tinggi Pasa Batingkek Pasar Derma 1921 Stasiun Kereta Api Bukit Tinggi Dewan Kota Fort de Kock Tangis Komandan Tentara Belanda Saat Harus Tinggalkan Bukittinggi Dewan Kota Fort de Kock (1938) Tulisan ini disalin dari blog Engku Suryadi Sunuri. Silahkan scroll ke bagian akhir tulisan dan klik pada nam blog untuk menuju ke postingan asli. Rumah Adat Nan Baanjuang Jalan Minangkabau Direktur Sekolah Raja (1873 - 1877) Tulisan ini disalin dari blog Engku Suryadi Sunuri. Silahkan scroll ke bagian akhir tulisan dan klik pada nam blog untuk menuju ke postingan asli. Murid & Guru Kweek School (1888) Tulisan ini disalin dari blog Engku Suryadi Sunuri. Silahkan scroll ke bagian akhir tulisan dan klik pa

Kebudayaan\2. Sejarah\3. Polisi Wanita

POLISI WANITA DI BUKITTINGGI, 1 SEPTEMBER 1948   Kelahiran Polisi Wanita (Polwan) tidak terlepas dari Revolusi Fisik yang tengah berkecamuk di wilayah Republik Indonesia saat itu, yang menyebabkan terjadinya pengungsian besar-besar oleh rakyat guna menghindari titik peperangan. Untuk menghindari penyusupan maka setiap alur pengungsi yang masuk ke wilayah Republik mesti diperiksa dan digeledah. Terkait pemeriksaan tersebut, pengungsi perempuan tidak mau diperiksa dan digeledah oleh polisi laki-laki. Hal ini menimbulkan kendala karena pemeriksaan ini merupakan salah satu upaya dalam mencegah ancaman dalam revolusi yang sedang berlangsung. [1] Selain itu dalam melakukan penyidikan sebuah kasus yang berkaitan dengan tersangka atau saksi perempuan juga menimbulkan kesulitan. Sehingga menyebabkan polisi pada masa itu kerap meminta bantuan isteri polisi dan pegawai sipil perempuan untuk melaksanakan tugas pemeriksaan fisik. [2]

Pawai Alegoris 2019

Pawai Alegoris 2019 Kota Bukittinggi yang diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 21 Dzulhijjah 1440/ 22 Agustus 2019 dibuka dan dihadiri oleh Walikota Bukittinggi Bapak M. Ramlan Nurmatias, Wakil Walikota Bapak Irwandi, SH, Formkopinda, para Kepala SKPD, pimpinan instansi, lembaga, dan undangan lainnya. Posisi Panggung Kehormatan berada di Simpang Kangkuang (Depan PLN) dengan barisan peserta pawai mencapai Lapangan Kantin dan Jalan Sudirman.

Studi Lapangan MAN 2 Bukittinggi

Pada hari Kamis tanggal 8 Agustus 2019, Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta (RKBH) mendapat kunjungan dari murid-murid dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Panganak yang didampingi oleh guru mereka.  Tujuan dari Studi Lapangan ini ialah untuk membuat Laporan Observasi yang dikerjakan oleh para muird. Sebelum menulis dan membuat laporan, murid-murid dipersilahkan untuk melakukan observasi di objek yang telah ditentukan oleh guru mereka. 

Kunjungan Diklat Pim III

Hari Jum'at tanggal 9 Agustus 2019 Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta (RKBH) kembali mendapat kunjungan dari Diklat Pim III Baso Balai Diklat Kementerian Dalam Negeri.   Kehadiran para peserta Diklat Pim III di Museum RKBH disambut sendiri oleh Kadis Pendidikan & Kebudayaan Kota Bukittinggi Bpk. Melfi Abra bersama Kasi Cagar Budaya & Peninggalan Sejarah (CB&PS) Beta Ayu Listyorini, SS serta didampingi para staf. 

96. Bisokop Eri

Bangunan Bioskop Eri terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan yang berbatasan dengan Gedung Parkir Kota Bukittinggi di sebelah kiri dan Gedung Pegadaian di sebelah kanan. Di seberang jalan terdapat sebuah bangunan rumah peninggalan masa kolonial yang dimiliki oleh keluarga pelukis terkenal Wakidi yang sempat menjadi guru di Sekolah Raja dan kemudian di SMA N 2 Kota Bukittinggi. Bagian belakang bangunan berupa tebing yang mengarah ke Jl. Khatib Sulaiman yang di seberangnya terdapat Taman Tugu Pahlawan Tak Dikenal.