Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

GENESIS DAN PERKEMBANGAN KOTA BUKITTINGGI MASA KOLONIAL BELANDA

 Oleh: Dr. Zulqayyim, M.Hum Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas, Padang Disampaikan dalam Seminar Pelestarian Warisan Budaya dengan Tema: "Memahami Ulang Urgensi Pelestarian Warisan Budaya di Kota Bukittinggi" Rabu s/d Kamis, 30 s/d 31 Agustus 2023, Hotel Novotel Bukittinggi Yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Provinsi Sumatera Barat   1.   Pengantar Kota Bukittinggi menarik untuk dibicarakan, bukan saja karena peran sejarah yang telah dimainkannya selama sejak kurun waktu satu setengah abad yang lalu, [ 1]  tetapi juga keberadaannya sebagai kota kedua di Sumatera Barat, setelah Padang yang menjadi ibukota provinsi itu. Sejak tiga dasa warsa yang lalu, Bukittinggi telah pula berkembang menjadi pusat perdagangan konveksi untuk kawasan Sumatera, sehingga disebut sebagai Tanah Abang ke-II. Selain itu dan yang selalu melekat padanya adalah sebagai kota wisata karena keelokan pemandangan alamnya dan k

Kotak Pos Lama (Brievenbus)

  Foto: klik positif Kotak Surat atau Bis Surat atau Brievenbus dalam bahasa Belanda atau kotak pos merupakan tempat atau kotak untuk mengirim surat yang sudah diberi alamat tujuan yang jelas, dan perangko yang cukup. Dalam sejarahnya di Indonesia, pos sudah ada sejak tahun 1602 pada saat VOC berkuasa.  Gubernur Jenderal G.W Van Imhoff mendirikan  kantor pos pertama di Batavia atau jakarta pada tanggal 26 agustus tahun 1746. Keberadaan Kantor pos sendiri sangat penting karena berkaitan erat dengan sejarah perkembangan telekomunikasi bahkan sejarah bangsa Indonesia sendiri. Berperan penting dalam memperlancar arus surat menyurat selama masa kolonial Belanda dan berkembang setelah penemuan teknologi telegram dan telepon.