Benteng de Kock by IG.IndonesiaHeritage

-


Hi,History Graphic hadir kembali. 

Kali ini HistoryGraphic akan membahas tentang sejarah Benteng Fort de Kock [Benteng de Kock] yang terletak di Bukittinggi, Sumatera Barat. Bangunan bersejarah ini kini sudah tiada lagi [benteng berupa parit. Klik Disini], namun jejaknya dapat kita lacak di Kebun Binatang Kinantan Bukittinggi disebelah kiri dimana terdapat sebuah menara pandang dengan empat meriam kuno disekelilingnya. 

Disana kita dapat membaca sejarah singkat Benteng Fort de Kock yang kemudian nama benteng tersebut menjadi nama kota disekitarnya. Benteng yang didirikan pada tahun 1825 ini didirikan diatas Bukit Jireh [Jirek] dengan nama Benteng Sterreschans oleh Kapten J. H. Bauer semasa pemerintahan [Letnan Gubernur Jenderal] Hendrik Merkus baron van de Kock. 

Benteng ini digunakan sebagai pertahanan Belanda dalam Perang Paderi yang berkecamuk di Sumatera Barat hingga tahun 1837 dan juga sebagai benteng baru pertahanan Belanda setelah Benteng van der Capellen di Batusangkar,Tanah Datar. 

Disalin dari: IG Indonesia Heritage

Catatan: Kata dalam [] ditambahkan oleh admin

Seputar Cagar Budaya Benteng de Kock, silahkan klik DISINI  

Like & Follow: 
Join Our WAG: Konco Budaya
Join Our LINE Open Chat: Bukittinggi Culture, History, & Arts

#fortdekock #fortdekockbukittinggi #bentengfortdekockbukittinggi #perangpaderi #vandercapellen #benteng #hendrikmarkusbaronvandekock #hendrikmarkusdekock #kaptenberauw #bukittinggi #sejarahbukittinggi #bukittinggihistory #sejarah #sejarahsumaterabarat @bukittinggiculture @padangheritage @bukitinggi @penggiat_budaya_bukittinggi @bukittinggiku @aboutbukittinggi 






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Wisma Anggrek

-
Gambar
Wisma Anggrek berada di Jalan Panorama No. 16, Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, Kecamatan Guguak Panjang. Bangunan ini dulu merupakan bagian dari asrama militer Sekolah Opsir Militer Divisi IX Banteng yang terkenal dengan nama Asrama Bukit Apit. Bangunan ini berturut-turut pernah menjadi Rumah Sakit Tentara (sebelum pindah ke Jl. Sudirman) dan rumah Danrem Wirabraja. Seka - rang bangunan ini dipakai sebagai rumah inap Kodim 0304/Agam. Bangunan di kom-pleks ini terdiri dari 3 unit bangu-nan yang berderet. Bangunan-bangu-nan tersebut meru-pakan bangunan tembok dengan atap dari genteng tanah untuk bangu-nan yang ada di sayap kiri dan tengah, sedangkan bangunan yang ada di sayap kanan menggunakan atap seng. Lantai dari keramik, jendela dan pintu terbuat dari bahan kayu.
Baca selengkapnya

Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus

-
Gambar
  SDN06BatamKota | Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin. Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan. Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air. Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ketika  sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar. Dia begitu gembira. “Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus. Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual,"ujarnya membatin. Lalu, ia pun menjongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu. Namun, lama-kelamaan, nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu. Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus ...
Baca selengkapnya

13. Batu Kurai Limo Jorong

-
Gambar
  Batu Kurai Limo Jorong berada di Jalan Kurai, Kelurahan Parit Antang, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh. Menurut cerita tutua  dari masyarakat setempat (disampaikan oleh Dt. Rangkayo dan Dt. Mangkudun) yang dimaksud dengan Batu Kurai Limo Jorong adalah tempat alas duduk bagi beberapa orang penghulu ketika duduk di kerapatan   untuk bermusyawarah. Pada masa dahulu sebelum kedatangan pengaruh asing (Non-Minangkabau) masyarakat Minangkabau telah memiliki peradaban yang maju dimana mereka memiliki sistem ketatanegaraan yang jauh melebihi bangsa Melayu lainnya. Sistem ketatanegaraan berbentuk federasi dari ratusan nagari yang otonom. Masing-masing nagari dipimpin oleh Kerapatan Penghulu (Concil of Elder) yang memiliki wewenang luas dan merupakan Majelis Tertinggi dimana perangkat kerajaan serta Raja Alam yang bertahta di Nagari Pagaruyuangpun tidak dapat melakukan interfensi.
Baca selengkapnya