Langsung ke konten utama

Garis Waktu Bukittinggi

 

 

Tahun 1609

Nama Sumatera Barat untuk pertama kalinya muncul pada tahun 1609 pada saat VOC membentuk Unit Pemerintahan untuk wilayah bagian barat pulau Sumatera dengan nama “ Hoofdcomptoir van Sumatra’s Westkust(Kawasan Perdagangan Utama Pantai Barat Sumatera)

Catata: Sumatera Westkust sendiri berarti Pantai Barat Sumatera

22 Desember 1784

Hari Kamis tanggal 10 Shaffar 1199 Tuanku Nan Tuo - yang merupakan ulama yang sangat dihormati masa itu - mengeluarkan sebuah fatwa terkait perniagaan yang berlaku di Minangkabau. Fatwa tersebut dikeluarkan disaat 'Basapa'. Penerapan hukum atau penetapan aturan (Undang-Undang/ Qanun) baru dalam perniagaan di Minangkabau memberi dampak yang sangat besar pada Bukittinggi karena kegiatan perniagaan di bandar Darek tersebut menjadi kembali bergairah.

Tanggal 10 Shaffar 1199 H ketika dikonvert ke penanggalan Gregorian menjadi 22 Desember 1784 yang berdasarkan Seminar Penetapan Hari Jadi Kota yang diselenggarakan pada tanggal 19 - 20 September 1988 dijadikan sebagai Hari Lahir Kota Bukittinggi.

Sumber: 

  1. Dasar Penetapan Hari Jadi Kota Bukittinggi - Bukittinggi Culture, History, & Arts
  2. Basapa Ketek, Basapa Gadang di Ulakan Tapis - Museum Adityawarman
  3. Basapa - Wikipedia

1803 

Gerakan Kaum Putih meletus di Minangkabau, dipimpin oleh Majelis Harimau nan Salapan pimpinan Tuanku Nan Renceh. Gerakan ini berlangsung hingga tahun 1821. Orientalis menamakannya dengan Gerakan Paderi namun lebih popular dengan Perang Paderi dan menyamakannya dengan periode berikutnya (1821-1825 dimana Belanda ikut campur tangan membantu Kaum Hitam/Adat, 1825-1830 gencatan senjata, dan 1831-1837 Perang Mengusir Penjajah)

 1821

1) 21 Feberuari 1821 Kaum Adat yang dipimpin Rajo Alam menjalin kerjasama dengan Belanda di Padang. Belanda resmi ikut andil dalam perang di Minangkabau dengan memberi bantuan militer kepada Kaum Adat.

Ini merupakan periode kedua dari yang dinamakan Kaum Orientalis dengan Perang Paderi, yakni 1821-1825

Sumber:

https://langgam.id/strategi-belanda-menembus-pertahanan-padri/

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri

https://id.wikipedia.org/wiki/Tuanku_Imam_Bonjol

2) Periode awal dari Birokrasi Kolonial Belanda di Sumatera Westkust* (1821-1837) dimana Sumatera Westkust dijadikan sebuah Residen [Walau masih dalam tahap ekspansi/kampanye militer]

*Kami memutuskan untuk mempertahankan nama Sumatera Westkust bukan Sumatera Barat karena keduanya berbeda. Sumatera Westkust dalam Bahasa Belanda berarti Pantai Barat Sumatera dan wilayahnya tidak sama dengan Sumatera Barat sekarang.

Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.40)

 

1823

Residentie Sumatera Westkust dibagi kepada 2 (dua) Hoofafdeeling, yaitu Hoofafdeeling (wilayah Pesisir) dan Hoofafdeeling  Minangkabau (Pedalaman) dengan kepalanya ialah Hoffdregent yang pada awalnya dijabat oleh keluarga Kerajaan Pagaruyuang. Birokrasi di bawah Hoofafdeeling ialah Regenschappen, Kelarasan, dan Nagari.

Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.40-41)

1823

Belanda melakukan reorganisasi pemerintahannya, dari Residentie van Padang menjadi Residentie van Padang en Onderhorigheden (Keresidenan Padang dan Daerah-daerah Taklukannya). Sesuai dengan namanya, wilayah yang menjadi bagian dari menjadi Residentie van Padang en Onderhorigheden mencakup sebagian besar kawasan pedalaman Minangkabau yang telah ditalukkan. Pemakaian nama menjadi Residentie van Padang en Onderhorigheden tetap dipertahankan hingga tahun 1837

Saiful Guci

1825

1) 15 November 1825, Belanda melalui Residennya di Padang mengajak pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan maklumat "Perjanjian Masang" yang berarti perdamaian/ gencatan senjata. Tujuan sebenarnya dari Belanda ialah karena mereka kewalahan menghadapi 2 (dua) perang sekaligus yakni Perang Diponegoro di Jawa.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri

2) Penciptaan jabatan Kepala Laras

Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.41)

3) 1 April, diberlakukannya kebijakan penarikan Pajak Pasar di Bukittinggi yang diberlakukan terhadap semua jenis barang dagangan termasuk makanan. Besarnya pajak ialah 5% dari harga barang dagangan. Pajak ditarik oleh orang-orang Cina yang memenangkan Tender Kontrak Penarikan Pajak.

Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.65)

4) Belanda mendirikan benteng di Bukit Jirek dengan nama “Sterreschans” yang berarti Bintang Pelindung. Sedangkan daerah disekitar benteng dinamai Fort de Kock
Sumber: wikipedia
dan Azizah Etek, dkk. Dinamika Pemerintahan Lokal Kota Bukittinggi.LPM-IIP, 2004 Hal.6-7

5) 1825-1830 Gencatan Senjata Kaum Putih dengan Belanda dan Kaum Hitam/Adat

Sumber: https://langgam.id/strategi-belanda-menembus-pertahanan-padri/

1829

Pihak Penghulu di Bukittinggi menolak penarikan Pajak Pasar dan menolak kehadiran orang Cina.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.65)

1831

1) Pengelolaan Pasar Bukit Tinggi kembali diserahkan kepada Kerapatan Penghulu Nagari Kurai. Setelah orang-orang Cina mengembalikan penarikan pajak kepada orang Belanda.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.65)

-        2) Lintau berhasil di Taklukan oleh Belanda dan Perjanjian Masang pun dilanggar

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri

 1832

1) Juli dari Jakarta dikirim pasukan infantri dalam jumlah besar di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ferdinand P. Vermeulen Krieger, untuk mempercepat penyelesaian peperangan dalam menghadapi Kaum Putih atau yang mereka sebut dengan Paderi.
2) Oktober 1832 Luhak Limo Puluah berhasil dikuasai Belanda.
3) Akhir tahun 1832 Benteng Kamang ditaklukan

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri

1833

1). Terjadi konsolidasi antara Kaum Putih dan Kaum Hitam/Adat dan tanggal 11 Januari terjadi serangan secara mendadak terhadap beberapa kubu pertahanan Belanda. Sulta Tangkal Alam Bagagar Syah yang terlibat dalam serangan ini ditangkap oleh Belanda pada 2 Mei 1833.

2). 23 Agustus Gubernur Jenderal Van den Bosch datang ke Sumatera Westkust

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri

3) Kebijakan pemberian sebagian hasil Pajak Pasar di Bukittinggi kepada Kepala Laras dicabut oleh Belanda menyusul terjadinya Perang Paderi  tahap ketiga (1833-1837)

4) Jalan Lembah Anai dibangun Belanda untuk membawa Pasukan Artileri menghadapi Kaum Putih (Paderi)

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.33-Ctt Kaki No.5)

1834

Belanda lebih memfokuskan dalam pembuatan jalan dan jembatan dengan mengerahkan ribuan pekerja paksa

1835

  1. Tanggal 16 April Belanda melakukan serangan besar-besaran terhadap Benteng Bonjol dan sekitarnya.
  2. 21 April Letnan Kolonel Bauer membagi dua pasukan dari Matur dan Bamban
  3. 23 April Pasukan Kolonel Bauer sampai di Batang Gantiang
  4. 8 Juni Belanda Berhasil menguasai Padang Lawas
  5. 16 Juni Belanda berhasil mendekati bentang Bonjol dengan jarak kita-kira 250 langkah
  6. 17 Juni sejumlah 2.000 pasukan dikirim oleh Residen Francis di Padang
  7. 21 Juni gabungan kekuatan Belanda bergerak menuju Benteng Bonjol
  8. Agustus Belanda menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda di Bukit Tajadi
  9. September Bukit Tajadi dikuasai Belanda
  10. 5 September Kaum Putih menyerang dan menghancurkan kubu Belanda disekitar Bukit Tajadi
  11. 9 September Belanda mencoba menyerang dari Luhak Limo Puluah
  12. 11 Desember rakyat Simpang dan Alahan Mati menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda

 

1836

Hampir setahun mengepung Bonjol pada 3 Desember Belanda kembali melakukan serangan besar-besaran ke Benteng Bonjol

1837

  1. 16 Maret s/d 17 Agustus Benteng Bonjol dikepung dari segala jurusan. Dipimpin oleh Jenderal dan beberapa orang perwira pasukannya dari Jawa, Madura, Bugis, dan Ambon. Terdapat 148 Perwira Eropa, 36 Perwira Pribumi, 1.103 Tentara Eropa, dan 4.130 tentara pribumi.
  2. 20 Juli 1837 bantuan tentara di padang dengan Kapal Perle terdiri atas orang Eropa dan Sepoys, Afrika yang direkrut dari Ghana dan Mali.
  3. 3  Agustus serangan yang dipimpin Letnan colonel Michiels mulai menguasai keadaan
  4. 15 Agustus Bukit Tajadi jatuh
  5. 16 Agustus Benteng Bonjol secara keseluruhan ditaklukan
  6. Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol ditangkap dengan tipu muslihat oleh Belanda
  7. Pasar Bukit Tinggi telah dikunjungi sekitar dua ratus sampai tiga ratus orang pada hari biasa dan ribuan pada hari pasarnya.
  8. Gudang-gudang kopi mulai didirikan di Bukit Tinggi.
    Sumber: Zulqayyim, hal.52
  9. Pembentukan Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 29 November 1837 oleh Pemerintahan Kolonial Belanda dengan nama “ Gouvernement van Sumatra’s Westkust “
    Catata: Sumatera Westkust sendiri berarti Pantai Barat Sumatera

 1838

  1. 23 Januari Tuanku Imam Bonjol di Buang ke Cianjur
  2. Desember Tuanku Imam Bonjol dibuang ke Ambon
  3. 28 Desember Benteng terakhir Kaum Putih di Dalu Daku (Rokan Hulu) yang dipimpin Tuanku Tambusai jatuh

 1839

 19 Januari 1839 Tuanku Imam dipindahkan ke Lotta, Minahasa

 Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri

1840

Bukit Tinggi resmi dijadikan Ibu Kota Padang Darat (Padasche Bovenlanden) setelah sebelumnya dipindah-pindah. Pertama di Batu Sangkar, kedua di Padang Panjang (1837), dan ketiga sampai terakhir ialah di Bukit Tinggi (1840).

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.34 dan 75) catatan kaki no.10 dan 40

 1843

Didirikan sekolah pribumi pertama di Bukit Tinggi dan Residensi Padang Darat dengan nama “Sekolah Melayu” atau dalam Bahasa Belanda Malaische School. Pendirian sekolah ini diprakarsai oleh Residen Padang Darat ketika itu C.P.C. Steinmetz (1837-1848). Tujuan pendirian sekolah ini ialah untuk menyerap nilai-nilai barat (westernisasi) oleh anak-anak pribumi.

 1846

  1. Jumlah Sekolah Melayu telah mencapai 12 buah di Sumatera Barat.
  2. Jumlah murid yang diterima pada tahun ini ialah 416 orang.
  3. Guru Sekolah Melayu terdiri dari Pegawai Pemerintah seperti Juru Tulis dan Kepala Gudang Kopi.
  4. Sekolah Melayu dinamai dengan Sekolah Nagari oleh penduduk pribumi karena pengelolaannya yang otonom. Diusahakan oleh masing-masing nagari.

1847

  1. Jumlah gudang-gudang kopi semakin meningkat di Bukit Tinggi.
  2. Diperlakukannya Sistem Tanam Paksa Kopi di Sumatera Barat.

1852

Jumlah penduduk Afdeeling Agam pada sensus Pertama di Sumatera Barat ialah 197.217 jiwa. Bukit Tinggi masuk kepada Afdeeling Agam.

 1856

 -   Pada 1 April Didirikan Sekolah Guru atau Kweekschool atau Normalschool di Bukit Tinggi (merupakan yang pertama di luar Jawa).

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.84)

 1858

Bukit Kandang Kabau beserta bukit-bukit disekitarnya mulai didatarkan yang merupakan bagian dari program penataan pasar.  Para pekerja merupakan tenaga rodi yang dibebankan kepada para Kepala Laras di Agam Tua serta para tahanan di tangsi Bukittinggi.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.57-58&67)

1861

Belanda membeli tanah di bagian selatan dengan harga f 46.090 yang digunakan sebagai lapangan militer, asrama, tangsi, dan rumah sakit militer.

1864

1) Tanggal 8 November Tuanku Imam Bonjol meninggal di pembuangan

 Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri

2) Belanda melakukan pembangunan penjara, lokasi pembangunan ialah lokasi yang sama tempat para mujahid Kaum Putih (Paderi) dipenjarakan. Bangunan baru terbuat dari bata berspesi sedangkan bangunan lama terbuat dari kayu

1866

 Mr. J.A van der Chijs yang menjabat sebagai Inspektur Pendidikan Bumi Putera melakukan inspeksi ke Kweekschool di Bukit Tinggi. Dia mengecam keadaan yang berlaku, menyatakan bahwa Kweekschool tak ada bedanya dengan sekolah nagari, pelajaran ilmu mendidik yang seharusnya diajarkan tidak diberikan kepadam murid-murid, serta pengawasan terhadap pelaksanaan belajar-mengajar tidak dilakukan oleh pejabat setempat secara tertulis.

1870

Wiliam Hendrik De Greve melaporkan pada negara mengenai kandungan batubara di Ombilin yang mencapai 200 juta ton.

Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005

1871

De Greve mempublikasikan hasil penelitiannya dengan judul ”Het Ombilien-kolenveld iin de Padangsche Bovenlanden en het Transportstesel op Sumatra’s Weskust.

Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005


 1873

1 Maret dilakukan pembaruan terhadap Kweekschool. Sekolah ini digelari dengan Sekolah Raja oleh orang Minangkabau karena murid-muridnya memiliki peraturan ketat dalam berperilaku serta berasal dari latar belakang keluarga yang bukan sembarangan. Cara berpakaian murid-murid Sekolah Raja ialah; baju dan celana putih, memakai peci atau daster, salempang, dan sepatu.

 1875

Peradilan Barat dibuka di Padang

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.59)

1879

 Pengunjung Pasar Bukit Tinggi berjumlah 15.000 orang pada hari biasa.

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.59)

1888

 Belanda menetapkan batas-batas administrasi untuk Fort de Kock (Bukittinggi), yaitu:

  1. Sebelah Timur Laut dan Utara yaitu dari sebelah barat Bandar Malang melalui pancang (tiang) yang bertanda 'A' pada jalan dekat Kuburan Cina Lama dengan pancang bertanda 'I' terletak di jalan ke Kampung Palupuh. dan dari sini satu garis lurus lagi ke pancang (tiang) yang bertanda 'B' yang terdapat pada jalan kecil Kuburan Belanda Baru.
  2. Sebelah Barat Laut, Sebelah Barat, dan Tenggara ialah jalan kecil (Kuburan Belanda Baru) tersebut di atas sampai Kuburan Belanda Baru. Dari sini batas sebelah Barat Daya dari Kuburan Belanda tersebut sampai ke pancang berhuruf 'E'. Berikutnya lebih kurang 240 m jauhnya di sebelah Barat jalan ke Padang Panjang.
  3. Sebelah Selatan, dari pancang 'F' ditarik satu garis lurus ke arah Timur sampai dengan titik temunya jalan arah ke Padang Panjang.
  4. Sebelah Timur, dari titik temu tersebut di atas mengalir banda [selokan/saluran air/irigasi] Malang yang terbagi dua: pada banda yang sebelah Barat sampai ke tempat pertemuan banda ini dengan jalan Payakumbuh.

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.23-24)

 1894

Museum Zoologi didirikan

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Zoologi

https://geotourism.guide/tourpoints/indonesia/sumbar/kota-bukittinggi/culture/museum-zoologi/

1891

1) 12 Juli Jalur Kereta Api Pulau Aia (Padang) – Padang Panjang Selesai dibangun

2) Tanggal 1 November, Jalur Kereta Api Padang Panjang – Bukittinggi selesai dibangun

Regering Almanak 1905 Hal.442  dalam Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005. Hal.53

1892

1) 1 Juli Jalur Kereta Api Padang – Panjang Solok selesai dibangun

2) 1 Oktober, Jalur Kereta Api Solok ke Muaro Kalaban dan Pulau Air ke Teluk Bayur selesai dibangun

Regering Almanak 1905 Hal.442  dalam Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005. Hal.53

1896

 Dibangun loods yang terletak di tengah-tengah pasar (Pasar Atas), hal ini membuat bangunan loods tersebut menjadi bangunan utama sekaligus menjadi pusat pasar. Loods tersebut dinamai masyarakat dengan nama "LOIH GALUANG", hal tersebut karena besi penyangga atapnya dibuat melengkung sehingga atapnyapun berbentuk melengkung seperti lingkaran.

Pembangunan loods ini menghabiskan biaya yang banyak sehingga tidak dapat dipenuhi oleh Pasar Fonds. Oleh karena itu maka dipinjam  dana pada Singgalang Fonds sebesar f 4000 yang digunakan untuk membeli besi, semen, dan seng yang dipesan dari Belanda.

Adapun bahan bangunan lain seperti kayu, pasir, dan batu dibebankan kepada nagari-nagari di Agam Tuo. Demikian pula para pekerjanya yang berasal dari anak nagari di Agam Tuo yang terkena rodi serta ditambah dengan para tahanan di Tangsi Bukittinggi.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.57-58)
dan H.Mohammad Hadjerat.  Sedjarah Negeri Koerai Limo Djorong serta Pemerintahannja. 1947 (42-43)

1897


1898


1900

Kebun Bunga (Strom Park) didirikan di Bukit Malambuang oleh Controleur Oud Agam Strom Gravenzanden yang sekaligus menjadi perancang dari kebun bunga ini. Nama kebun bunga ini kemudian dinisbatkan pada namanya. Terdapat sebuah lapangan tenis yang kemudian dibangun di dalam taman ini, lapangan tenis ini diberi nama "Lpaangan Tenis Baan"

Sumber:

1901

 Sekolah Raja juga membuka pendidikan untuk calon pegawai

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.96)

1902

08 Jumadil Awal 1320 yang bertepatan dengan tanggal 12 Agustus penanggalan Gregorian Muhammad 'Athar lahir. Kelak dikenal dengan nama Mohammad Hatta atau populer dengan panggilan Bung Hatta.

1905

1) Sensus di Bukit Tinggi untuk pertama kalinya, jumlah penduduk 2.239 jiwa. Dengan rincian 1.439 jiwa Minangkabau, 258 jiwa Eropa, 347 jiwa Cina, dan 195 jiwa Timur Asing.

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.28)

 2) Terdapat orang Jepang sebanyak 22 orang di Residensi Padang Darat. Dengan rincian 4 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

  Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.32)

 1908

1) Murid calon pegawai tidak lagi diterima di Sekolah Raja karena karena pegawai di Sumatera Barat dan Tapanuli telah mencukupi.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.98)

 2) Perang Kamang (Pemberontakan Pajak/ Belasting) meletus pada tanggal 15 Juni

Sumber: nagarikamang.wordpress.com

 3) Janjang Ampek Puluah dibangun dimasa pemerintahan Controleur Lois Constant Westenenk

Sumber:
wikipedia
Kompasiana

1914

Gouvernement van Sumatra’s Westkust diturunkan menjadi residentie dan dinamakan Residentie van Sumatra’s Westkust. Keputusan ini dimuat dalam Staatsblad van Nederlandsch- Indie 1913 No. 321 (diperkuat lagi oleh oleh apa yang diungkapkan dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1913 No. 569 dam 1914 No. 3030)

Saiful Guci 

1918

 Fort de Kock (Bukittinggi) resmi berstatus Gementee (Kota Praja)

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.24)

1921

 Bung Hatta pulang kampung, berpamitan kepada seluruh keluarga terkait keberangkatannya ke Belanda guna melanjutkan studi.

Bung Hatta. Memoir. Tinta Mas. Jakarta, 1979 (Hal.99)

1922

Dilakukan perubahan kembali di Sekolah Raja yakni lama studi yang sebelumnya 6 tahun dikurangi menjadi 4 tahun serta kurikulum ilmu kesehatan juga ditambah dengan Dasar-dasar Ilmu Kesehatan. Disampaikan oleh Komisi Kerja perihal keputusan untuk melikuidasi Sekolah Raja dan sebagai gantinya akan didirikan M.U.L.O

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.99)

 1923

1) Kios-kios pedagang yang terletak di sisi Barat dan Timur Pasar Atas dibangun menjadi rumah toko.

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.61)

2) 1 Januari Majalah Pewarta Islam Terbit di Bukittinggi

1926

 Jam Gadang dibangun di Pasa Ateh. Jam hadiah dari Ratu Belanda untuk Sekretaris Kota yang bernama Rook Maker. Jam ini diproduksi di Jerman tahun 1892. Arsitektur menara jam ini beragam versi, ada yang menyebut Yazid St. Gigi Ameh saja ada pula yang mengatakan berdua dengan Rajo Mangkuto. Ada pula versi lain mengatakan Yazid gelarnya ialah Rajo Mangkuto, serta versi terakhir bertiga mereka dengan Haji Moran.

Jam ini memiliki tinggi 26 meter.

https://id.wikipedia.org/wiki/Jam_Gadang

https://en.wikipedia.org/wiki/Jam_Gadang

 

1927

Dilakukan pertemuan di Bukit Tinggi yang dipimpin oleh Nawawi St. Makmur dan Abdul Munit yang keduanya ialah guru Sekolah Raja. Rapat (yang dihadiri 30 orang) tersebut bertujuan untuk mengusulkan kepada pemerintah suapay Sekolah Raja dapat dipertahankan yakni dengan mendirikan H.I.Kw di Bukit Tinggi.

 Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.100)

 1928

19 Agustus, Dilakukan Konfrensi Ulama se Sumatera Barat di Bukit Tinggi. Tujuan dari konfrensi ini ialah untuk menolak Ordonansi Guru. Konfrensi dilakukan di Surau Inyiak Jambek.

 1929

3 Juli Strom Park dirubah dan dikembangkan menjadi kebun binatang dengan nama “Fort de Kocksche Dieren Park”. Kemudian diisi dengan hewan koleksi sederhana seperti: burung, ayam hutan, dan kuaw.


Kembali dilakukan reorganisasi pemerintahan oleh Belanda

 1930

1) Pemerintah Gemeente de Kock memperluas wilayah de Kock menjadi 5,2 km2.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.25)

2) Terdapat 47 orang Jepang di Bukit Tinggi dengan rician 15 orang laki-laki dan 32 orang perempuan.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.32)

3) Tanggal 14-21, Kongres Muhammadiyah ke-19 diadakan di Bukit Tinggi.

4) Pada tanggal 24-27 diadakan Kongres Permi I di Bukit Tinggi.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.112) 

5) Didirikan Himpunan Saudagar Indonesia di Padang

6) Di tahun yang sama, cabang di Bukit Tinggipun didirikan.

7) 27 Desember, didirikan Badan Simpan-Pinjam yang diberi nama Abuan Saudagar.

 

8) Persatuan Muslimin Indonesia didirikan (salah satu pendiri ialah HR. Rasuna Said)

https://www.portal-islam.id/2020/01/hr-rasuna-said-pejuang-perempuan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasuna_Said

1932

25 Oktober  Bung Hatta tiba di Bukittinggi, beliau sampai di Padang pada tanggal 23 Oktober

Bung Hatta. Memoir. Tinta Mas. Jakarta, 1979 (Hal.265)

1931

 Badan Simpan Pinjam Abuan Saudagar diubah wujudnya menjadi Bank Nasional.

Baca juga: Suryadi Sunuri

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.127)

1932

Jambatan Gantuang dibangun oleh Controleur W.J. Cator

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.63)

1933

1) Sekolah Raja rencananya akan ditutup

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.100)

2) Para pelajar Normaal Cursus Poetri di Bukittinggi menerbitkan surat kabar Medan Poeteri yang edisi pertamanya terbit pada tanggal 01 Juli 1933

Sumber: schoolar unand (hal.4)

1935

Rumah Adat nan Baanjuang dibangun dimasa pemerintahan Controleur Nutzman. Peletakan batu pertama pada tanggal 1 Juli 1935

Kebun Binatang Bukittinggi dalam Lintas Sejarah oleh Irwan Setiawan (Hal.4) 

1936

Reorganisasi Terakhir Pemerintah Kolonial Belanda

https://langgam.id/1-januari-dalam-6-peristiwa-bersejarah-di-sumatra-barat/

1938

 Minangkabau Raad didirikan

Sumber: Suryadi Sunuri

 1941

Diberlakukan karcis masuk ke Kebun Binatang; Dewasa: 10 Sen dan anak-anak 5 Sen (perbandingan harga: nasi bungkus; 2,5 sen)

 Kebun Binatang Bukittinggi dalam Lintas Sejarah oleh Irwan Setiawan  

1942

Nama Fort de Kock diganti dan secara resmi nama Bukit Tinggi (Bukit Tinggi Si Yaku Sho) dipakai pada masa Pemerintah Kolonialis Jepangserta menjadi pusat pimpinan dari Angkatan Darat Ke-25 Bala tentara Jepang dengan memperluas wilayahnya menjadi:

a) Seluruh Nagari Kurai, pada masa Belanda tidak seluruh wilayah Nagari Kurai masuk ke dalam Gementee Fort de Kockj (Bukit Tinggi)
b) Nagari Gaduik
c) Nagari Biaro Gadang
d) Nagari Ampang Gadang
e) Nagari Balai Gurah
f) Nagari Batu Taba
g) Nagari Taluak
h) Nagari guguak
i) Nagari Ladang Laweh
j) Nagari Koto Gadang
k) Nagari Sianok

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.27-28)

1945

Jepang menjanjikan kemerdekaan yang semulanya untuk wilkayah Jawa dan Madura dan diperluas untuk Sumatera, maka pada bulan Juli 1945 dibentuk pulalah untuk Sumatera Badan Perwakilan yang disebut dengan Chuo Sangi In. Badan itu berkedudukan di Bukittinggi dengan ketua Mohammad Sjafei dan sekretarisnya Adinogoro.

17 Agustus

1) Ahmad Basya, pegawai Pos Telepon dan Telegraf (PTT) yang diperbantukan di Kantor Berita Domei milik tentara Jepang, terlihat sibuk pada 17 Agustus 1945 malam. Ia menjadi orang pertama yang menerima berita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Bersama rekan sejawatnya, Asri Aidid Sutan Rajo Nan Sati, dia mengetik ulang hingga 10 rangkap dan menempelkan teks proklamasi yang dibacakan Sukarno-Hatta di Jakarta ke berbagai tempat di Bukittinggi. Hal serupa terjadi di Kota Padang, Sumbar.

https://www.liputan6.com

21 Agustus

Rapat diselenggarakan di Gedung Majelis Islam Tinggi di Bukittinggi, disepakati untuk membentuk sebuah organisasi Pemuda Indonesia (PI)

Revolusi Fisik di Sumatera Awal Kemerdekaan (Hal.43)

22 Agustus

Teuku Mohammad Hasan ditunjuk sebagai Gubernur Sumatera

Sumber: Tirto

29 Agustus

Pembacaan teks proklamasi oleh M.Sjafe'i di Bukittinggi:

PERMAKLOEMAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Mengikoeti dan mengoeatkan pernjataan kemerdekaan Indonesia oleh Bangsa Indonesia seperti PROKLAMASI pemimpin2 besar kita SOEKARNO-HATTA atas nama Bangsa Indonesia seperti berikoet:

PROKLAMASI

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menjatakan KEMERDEKAAN INDONESIA

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan dan lain2 diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat2nya.

 Djakarta 17 boelan 6 tahoen 1945

Atas nama Bangsa Indonesia

Sukarno-Hatta

Maka kami Bangsa Indonesia di Soematra dengan ini mengakoei Kemerdekaan Indonesia seperti dimaksoed dalam Proklamasi di atas dan mendjoenjoeng keagoengan kedoea pemimpin Indonesia itoe.

Boekittinggi hari 29 bl 8 th 1945

Atas nama Bangsa Indonesia di Soematera

Moehammad Sjafei

 

https://www.liputan6.com

1 Oktober 1945

Pada 1 Oktober 1945, KNID Sumatera Barat mengadakan sidang pleno bertempat di pasar Gadang/Padang. Pada sidang tersebut ditetapkannya Mohammad Sjafei sebagai Residen Sumatera Barat yang dilantik oleh Gubernur Sumatera pada tanggal 3 Oktober 1945 dan sejak itu istilah Sumatera Barat telah di kumandangkan.

1946

1) 17 Februari, Pendidikan Opsir Divisi Banteng diresmikan di Bukittinggi. Asarama mereka di Bukit Apit dan memiliki moto "Si vis pacem para bellum" yang artinya "Jika ingin damai maka siaplah berperang"

Sumber: Ciloteh tanpa suara

2) Didirikan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera No. 8/MGS. Sidang perdana dewan ini menetapkan Pulau Sumatera dibagi padatiga propinsi yakni Utara, Tengah, dan Selatan dengan dipimpin oleh seorang Gubernur Muda.

Sumber: suma.id

1947

1) Para pengulu Nagari Kurai sepakat untuk memasukkan wilayah Nagari Kurai ke dalam Kota Bukittinggi sepenuhnya. Kesepakatan ini dikenal dengan nama Naskah Kayu Kalek.

Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.27)

2) Sejumlah laskar bersenjata mengangkat senjata melawan pemerintah Republik di Bukittinggi dan di beberapa kota lain di Sumatra Barat. Para laskar berencana menculik Residen Rasjid, Komandan Militer Ismail Lengah dan pejabat-pejabat tinggi keresidenan lainnya. Peristiwa ini di kemudian hari lebih dikenal sebagai “Peristiwa 3 Maret”.

Sumber: Langgam.id

3) Juni Bung Hatta Bung Hatta bersama rombongan melakukan perjalanan dari Jawa ke Sumatera bersama rombongan.

Bung Hatta. Memoir. Tinta Mas. Jakarta, 1979 (Hal.499-503)

4) 21 Juli s/d 5 Agustus Agresi Belanda I

Sumber: tirto dan wikipedia

1948

Awal Januari

Drs. M.Hatta diangkat menjadi Perdana Menteri Indonesia

April 

PM. Hatta & A.H Nasution melakukan perjalanan ke Sumatera guna mensosialisasikan rasionalisasi Angkatan Bersenjata. Nasution menyampaikan langkah-langkah rasionalisasi itu kepada para perwira Komando Sumatera, yang semuanya menolak tegas rencana tersebut.  Perwira-perwira Sumatera mengemukakan bahwa reorganisasi itu mungkin baik untuk diterapkan di Jawa, tetapi tidak cocok sama sekali untuk Sumatera, Belanda hanya menguasai sekitar seperlima wilayah pulau ini sementara Jawa setengahnya. Angkatan bersenjata di Sumatera tidak menjadi beban keuangan Republik karena kebutuhan makanan prajurit dipasok oleh rakyat setempat, dan senjata mereka diproduksi secara lokal atau dibeli dengan dana hasil perdangangan dengan Singapura dan Malaysia. Kesatuan atau brigade mobil seperti itu tidak sesuai dengan tipe perjuangan rakyat yang sedang marak di Sumatera, sementara demobilisasi besar-besaran hanya akan membawa dampak psikologis yang buruk terhadap para tentara yang telah berjuang secara sukarela melawan Belanda demi membela Republik.( Ahmad Husein dan kawan-kawan, 1991 : 705) Pertentangan teebuka oleh perwira Komando Sumatera terhadap rencana rasionalisasi itu membuat marah Hatta dan Nasution. (Audrey Kahin,  2005 : 199)

Unri. Sejarah Komandemen Sumatera di Provinsi Sumatera Barat (1945-1949). BPNB Padang. Hal: 24/239

15 April
Provinsi Sumatera Tengah dibentuk dengan ibu kota Bukittinggi (UU No.10 Th.1948)

Sumber: Wikipedia

19 September

Gubernur Sumatera Tengah Pada tangal 19 September 1948 No.2431/10/Gste mengirimkan surat kepada Komisaris Pemerintah Pusat di Bukittinggi untuk segera mengadakan rapat untuk membentuk daerah desentralisasi di Sumatera Tengah. Maka pada tanggal 30 September 1948 diadakan rapat kombinasi Sumatera Tengah guna mempercepat terlaksananya desentralisasai.

Saiful Guci

18 Desember

1) Sabtu 18 Desember, Pesawat Belanda melakukan pengintaian di Bukittinggi hingga malam hari
Metika Zed. PDRI; Sebuah Mata Rantai Sejarah yang Terlupakan. Grafiti.1997 (Hal.87-88)

19 Desember

2) 07. 00 WIB tanggal 19 Desember Serangan udara membabibuta Belanda dimulai di Bukittinggi dan sekitarnya

2) 08.00 WIB Rapat diadakan di Istana Bung Hatta. Hadir dalam Rapat Sekretaris Residen Eni Karim, Dt. Djunjung (Kepala Urusan Pegawai), Marzuki Jatim, Orang Kayo Ganto Suaro, Tan Tuah Bagindo Ratu. Mr.T.Moh.Hasan, Mr. M. Nasroen Wagub Sumteng, Sjafruddin Prawiranegara, Loekman Nulhakim (Asisten Menkeu), Kol. Hidayat Panglima Komando Sumatera bersama ajudannya Islam Salim, Komisari Polisi Oemar Said, Kepala Polisi Sumbar Sulaiman Efendi. Rapat bubar pukul 09.00 karena mombardir dari Belanda,

3) Sekitar pukul 4 atau 6 petang, dilangsungkan rapat di Rumah Dinas T.M. Hassan. Sjafruddin Prawiranegara dijemput oleh Kol. Hidayat bersama ajudannya Kapten Salim.

4) Dalam rapat petang hari menjelang magrib itu disepakati untuk membentuk Pemerintahan Darurat dengan Sjafruddin Prawiranegara sebagai ketua.


Metika Zed. PDRI; Sebuah Mata Rantai Sejarah yang Terlupakan. Grafiti.1997 (95-98)

20 Desember

5) Rapat-rapat diadakan di Bukittinggi sementara arus pengungsi mengalir ke luar kota. Kepala Stau AURI Komodor H.Soejono memerintahkan penyelamatan dua Stasiun PHB AURI dengan membawanya ke Halaban dan Piobang 

21 Desember

6)  Pukul 21.00 Sjafruddin Prawiranegara, T.M.Hassan, dan para pemimpin sipil lainnya meninggalkan Bukittinggi

7) Para pemimpin Militer dan Sipil yang masih tinggal di Bukittinggi masih mengadakan hingga tengah malam. Salah satunya rapat pukul 21.35. Beberapa keputusan mereka ialah:
a) Untuk sementara propinsi-propinsi di Sumatera di bekukan dan sebagai gantinya Dewan Pertahanan Daerah (DPD) di setiap keresidenan kembali diaktifkan.
b) Masing-masing gubernur di ketiga propinsi di Sumatera bertindak sebagai Koordinator DPD di daerahnya masing-masing.

8) Rapat di lain tempat di waktu yang sama memutuskan pasukan Kepolisian dan Mobrig memutuskan untuk mundur ke Pasaman

9) TNI ialah yang terakhir meninggalkan Bukittinggi. Dalam rapat yang dipimpin oleh komandan TNI Sumatera Barat Letkol Dahlan Ibrahim dalam rapat bersama anggotanya memutuskan membagi 3 daerah operasi militer:
a) Komando Daerah Utara (Sub-A) di bawah pimpinan Letkol Abdul Halim meliputi daerah Bukittinggi sampai ke Tiku dengan markasnya di Matur
b) Komando Daerah Selatan (Sub-B) di bawah pimpinan Letkol Dahlan Ibrahim meliputi Payakumbuh sampai ke Padang Panjang, berpusat di Suliki
c) Komando sekitar daerah Kota Bukittinggi (Sub-C) di bawah Mayor A.Thalib berpusat di Tilatang Kamang

10) Dilancarkan operasi Bumi Hangus oleh TNI, dengan sasaran antara lain:
a) Hotel Merdeka di Simpang Kangkuang yang merupakan Kantor Keresidenan
b) Asrama Mobrig di Simpang Tembok
c) Gedung-gedung pemerintahan dan rumah Nyiak Damang di Mandiangin
d) Tempat strategis lain seperti Kantor DPH Keresidenan, Markas Tentara, Gedung PTT dan Radio
e) Terakhir ialah Gedung Tamu Agung (Istana Bung Hatta) yang terakhir dibumi hanguskan

Metika Zed. PDRI; Sebuah Mata Rantai Sejarah yang Terlupakan. Grafiti.1997 (100-101)

22 Desember

11) Kabinet PDRI dibentuk dan diumumkan di Halaban


1949

13 Juli, Sjafruddin Prawira Negara (Ketua PDRI) menyerahkan mandat kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta.

Unri. Sejarah Komandemen Sumatera di Provinsi Sumatera Barat (1945-1949). BPNB Padang. Hal: 26/241

1950

Pada 3 April 1950, Mohammad Natsir, ketua Fraksi Partai Masyumi mengajukan ”Mosi Integral” di Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat).
Peristiwa itu dikenal sebagai pengajuan ”Mosi Integral Natsir”, yang memungkinkan bersatunya Negara-negara Bagian RIS ke dalam NKRI.
Mosi Integral Natsir pada 3 April 1950 itulah yang kemudian mengantarkan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Selengkapnya: Hari NKRI

1956

 1 Desember  Drs. M. Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden

12 September Bung Hatta meresmikan Universitas Andalas di Bukittinggi

Suryadi Sunuri

20 Desember  Roeslan Moeljohardjo yang menjabat Gubernur Sumatera Tengah menyerahkan kekuasaan pada Kolonel Ahmad Hussein di Bukittinggi.

Sumber: Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.32

1957

1) Kolonel Dahlan Djambek Membentuk Gerakan Bersama Anti Komunis (Gebak) dan di Surau Nyiak Djambek beliau mengadakan pengajian sekali seminggu melawan komunis.

Audry kahin. Dari Pemberontakan ke Integrasi. Obor. 2005 (Hal.317-316)

2) Provinsi Sumatera Tengah dipecah kedalam 3 provinsi; Sumbar, Riau, dan Jambi 

Sumber: wikipedia

3) 8 September Piagam Palembang dikeluarkan:

1. Mengembalikan Dwitunggal Soekarno-Hatta.
2. Mengganti kepemimpinan Militer pusat yang ada (berarti memberhentikan Nasution)
3. Melaksanakan kebijakan desentralisasi dengan memberikan otonomi luas kepada daerah-daerah.
4. Membentuk senat.
5. Meremajakan dan menyederhanakan pemerintah.
6. Melarang komunis yang berorientasi internasional.

Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.37

4) 15 Oktober Ahmad Hussein melantik Gubernur Riau pertama

Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.35

1958

1) 06  Februari Ahmad Hussein menyanggah desas-desus tentang Negara Sumatera

Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.38

2) 10 Februari, Ultimatum Padang diproklamirkan guna mengoreksi Pemerintah Pusat:

1. Supaya kabinet Djuanda mengundurkan diri dan mengembalikan mandatnya pada Persiden.

2. Agar pejabat persiden Sartono membentuk kabinet baru Zaken Kabinet Nasional yang bebas dari pengaruh Komunis dibawah Mohammad Hatta dan Hamengkubuwono IX.

3. Agar kabinet baru diberi mandat sepenuhnya untuk bekerja sampai pemilihan umum yang akan dating.

4. Agar Persiden Soekarno membatasi diri menurut konstitusi.

5. Apabila tuntutan diatas tidak dipenuhi dalam tempo 5×24 jam maka Dewan Perjuangan akan mengambil langkah kebijakan sendiri.

Sumber: brainly

3) 11 Februari Kabinet Djuanda, para Kepala Staf 3 Angkatan, dan Sekjen Kemenhan mengadakan rapat yang menghasilkan menolak Maklumat Padang dan memecat para perwira yang terlibat

4) 15 Februari Dewan Banteng memproklamirkan PRRI

Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.38-39

5) 29 Mei, Ibu Kota Sumatera Barat dipindahkan ke Padang (Keputusan Gubernur Sumbar No.1/g/PD/1958 )

Sumber: kompaspedia

1961

Juni, Kolonel Ahmad Husein menyatakan menghentikan perjuangan (PRRI)

HMS.Tan Kabasaran. Kami Pulang

1966

14 September 1966 Ahmad Karim meninggal ditembak di Kampung Cina

Audry kahin. Dari Pemberontakan ke Integrasi. Obor. 2005 (Hal.392)





 

 

 

 

Komentar

Acap Dilihat

Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira

Halo Sahabat Budaya!!! Tahukah kalian kalau di wilayah Kecamatan Banda  [Kabupaten Maluku Tengah, Maluku] banyak terdapat rumah pengasingan bagi tokoh-tokoh politik Indonesia pada zaman penjajahan Belanda? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu rumah pengasingan yang ada, yaitu rumah pengasingan Bung Hatta. Simak penjelasan di flyer bawah. Disalin dari IG BPCB Malut

Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus

  SDN06BatamKota | Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin. Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan. Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air. Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ketika  sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar. Dia begitu gembira. “Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus. Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual,"ujarnya membatin. Lalu, ia pun menjongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu. Namun, lama-kelamaan, nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu. Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus yang tid

Pelestarian Rumah Dinas Gubernur Sumatera

@bukittinggimediacenter - Walikota Bukittinggi, Erman Safar hadiri Rapat Koordinasi bersama Menko Polhukam Mahfud MD dan pejabat utama tujuh kementerian serta bupati, walikota, dan Gubernur Sumatera Barat, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (23/3/2021). Pertemuan tersebut dalam rangka pembahasan finalisasi draft Instruksi Presiden mengenai percepatan pembangunan Monumen dan Tugu bersejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Secara historikal dan sejarah PDRI tersebar di beberapa Kota dan Kabupaten di Sumatera Barat. Menurut Erman, dalam proses finalisasi draft Instruksi Presiden tersebut dirinya mengusulkan beberapa titik lokasi bukti sejarah bahwa Kota Bukittinggi mengambil peran besar terbentuknya PDRI. "Salah satunya rumah bekas Gubernur Sumatera Tengah dimasa itu, Tengku Mohd. Hasan yang pernah digunakan sebagai tempat penetapan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai Ketua PDRI" Ujar @ermansafar. Rumah tersebut, menurut Erman, memiliki nilai sej

20. Sekolah MULO (SMP N 3&4 Bukittinggi)

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Bangunan SMP 3 dan 4 atau dahulu merupakan SMP 2 berada di Jalan Panorama, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang . Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala sekolah, bangunan sekolah ini merupakan Sekolah MULO (sekolah menengah) pada masa Kolonial Belanda. Hingga tahun 1945 bangunan ini masih difungsikan sebagai sekolah menengah oleh pemerintah Indonesia. Setelah sekolah menengah di tiadakan kemudian pada tahun berikutnya beralih fungsi sebagai tempat percetakan "Oeang Republik Indonesia (ORI)". 

Bukittinggi - Wilayah Admnistratif

  Ilustrasi: http://www.bukittinggikota.go.id/ Kota Bukittinggi merupakan kota terbesar ke-2 di Sumatera Barat setelah Kota Padang. Terletak di daratan tinggi Minangkabau tepatnya di Lembah Agam yang dikelilingi oleh Pegunungan Bukit Barisan dan diapit oleh Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Memiliki luas kurang lebih 25. 239 Km 2 dengan ketinggian 909-941 m di atas permukaan laut, serta dengan suhu udara berkisar antara 17.1 C s/d 24.9 C dengan iklim udara yang sejuk. Memiliki letak strategis yang merupakan segitiga perlintasan menuju ke utara, timur, dan selatan Pulau Sumatera. Kota Bukittinggi merupakan bagian dari kesatuan wilayah kebudayaan Luhak Agam dimana lokasi Kota Bukittinggi terletak di Nagari Kurai Limo Jorong, suatu satuan pemerintahan terendah dalam federasi Minangkabau. Luhak Agam berbeda dengan Kabupaten Agam baik dari segi komposisi wilayah maupun administrasi pemerintahan.

Bioskop Lintas Generasi di Kota Bukittinggi itu bernama Bioskop Eri

Bioskop Eri, salah satu bioskop legendaris yang ada di Kota Bukittinggi. Bioskop yang menjadi primadona pada tahun 80an hingga 90an ini masih aktif hingga saat ini meskipun berada pada titik nadir perjalanannya. Saat ini Bioskop Eri hanya buka pada waktu-waktu tertentu dengan stok film jadul yang masih diputar dengan tiket murah meriah.

Bung Hatta meninjau proyek pembangunan Gelanggang Olahraga

  Setelah Pekan Olahraga Nasional Pertama (PON I) tanggal 9 - 12 September 1948 Sukses. Indonesia kembali menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke II di Jakarta pada tanggal 21 Oktober-28 Oktober 1951. Sebelum penyelenggaraan dilangsukan Wakil Presiden Moh. Hatta bersama Ketua PON ke-2 Dr. Halim, Sekretaris Jenderal Kementerian Penerangan RI Roeslan Abdulgani, dan beberapa wartawan mengunjungi area lahan pembangunan Stadion Nasional di Lapangan Merdeka, Jakarta.

Vandalisme terhadap Peninggalan Sejarah 09.10.20

Pada hari Jum'at tanggal 09 Oktober 2020, Tim Kebudayaan mendapat laporan perihal aksi Vandalisme pada salah satu Peninggalan Sejarah Kota Bukittinggi. Peninggalan Sejarah dimaksud ialah dengan nomor 94. Eks Tiang Listrik/Telpon .  Tim Kebudayaan mendapat objek yang terletak di trotoar depan Hotel Dymens, Simpang Yarsi sudah dicoret-coret dengan cat semprot warna mereah pada keempat sisinya. Tidak hanya itu, pada sisi yang menghadap ke Jalan Sudirman telah ditempeli dengan empat helai kertas HVS. Tampaknya tempelan kertas ini lebih dahulu dipasang. Masyarakat yang berada disekitar objek ini berkata bahwa kemarin (Kamis,08 Oktober2020) coretan tersebut belum ada. Kemungkinan coretan tersebut dilakukan pada malam hari Kamis. Memang tidak terdapat pengumuman atau peringatan yang dipasang pada objek dimaksud. Namun bukan berarti siapapun boleh berbuat sekehendak hatinya. Tidak mesti dilarang atau diberi tahu terlebih dahulu bahwa suatu perbuatan itu salah sehingga baru tak dikerjakan.

Perempuan Minang

Perempuan Melayu yang merdeka Berkuasa atas harta pusaka Menjadi tuan dalam keluarga Dimuliakan dalam Syari'at Diagungkan dalam Adat Perempuan Minang Baju kurung marwah dijaga Tak ada konde melainkan hijab ianya Jayalah Minang Jayalah Melayu Jayalah Islam April 2018

Stasiun KA Bukittinggi dalam Kenangan

Stasiun Bukittinggi dan Jejak Perkeretaapian yang Terlupakan by  @beyubaystory Perkeretaapian memang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan suatu kota di Ranah Minang. Pasca ditemukannya kandungan batubara Ombilin di Kota Sawahlunto, seakan menjadi pengungkit bagi sektor perhubungan dan perdagangan. Mobilisasi hasil bumi dan manusia jauh lebih mudah pada zaman itu. Bukittinggi abad ke-19 tumbuh menjadi kota penting bagi pemerintah kolonial sekaligus kota urban tempo itu hingga akhirnya serba serbi wajah kota hadir termasuk rangkaian jalur kereta api.