Garis Waktu Bukittinggi
Tahun 1609
Nama Sumatera Barat untuk pertama kalinya muncul pada tahun 1609 pada saat VOC membentuk Unit Pemerintahan untuk wilayah bagian barat pulau Sumatera dengan nama “ Hoofdcomptoir van Sumatra’s Westkust “ (Kawasan Perdagangan Utama Pantai Barat Sumatera)
22 Desember 1784
Hari Kamis tanggal 10 Shaffar 1199 Tuanku Nan Tuo - yang merupakan ulama yang sangat dihormati masa itu - mengeluarkan sebuah fatwa terkait perniagaan yang berlaku di Minangkabau. Fatwa tersebut dikeluarkan disaat 'Basapa'. Penerapan hukum atau penetapan aturan (Undang-Undang/ Qanun) baru dalam perniagaan di Minangkabau memberi dampak yang sangat besar pada Bukittinggi karena kegiatan perniagaan di bandar Darek tersebut menjadi kembali bergairah.
Tanggal 10 Shaffar 1199 H ketika dikonvert ke penanggalan Gregorian menjadi 22 Desember 1784 yang berdasarkan Seminar Penetapan Hari Jadi Kota yang diselenggarakan pada tanggal 19 - 20 September 1988 dijadikan sebagai Hari Lahir Kota Bukittinggi.
Sumber:
- Dasar Penetapan Hari Jadi Kota Bukittinggi - Bukittinggi Culture, History, & Arts
- Basapa Ketek, Basapa Gadang di Ulakan Tapis - Museum Adityawarman
- Basapa - Wikipedia
1803
Gerakan Kaum Putih meletus di Minangkabau, dipimpin oleh Majelis Harimau nan Salapan pimpinan Tuanku Nan Renceh. Gerakan ini berlangsung hingga tahun 1821. Orientalis menamakannya dengan Gerakan Paderi namun lebih popular dengan Perang Paderi dan menyamakannya dengan periode berikutnya (1821-1825 dimana Belanda ikut campur tangan membantu Kaum Hitam/Adat, 1825-1830 gencatan senjata, dan 1831-1837 Perang Mengusir Penjajah)
1821
1) 21 Feberuari 1821 Kaum Adat yang dipimpin Rajo Alam menjalin kerjasama dengan Belanda di Padang. Belanda resmi ikut andil dalam perang di Minangkabau dengan memberi bantuan militer kepada Kaum Adat.
Ini merupakan periode kedua dari yang dinamakan Kaum Orientalis dengan Perang Paderi, yakni 1821-1825
Sumber:
https://langgam.id/strategi-belanda-menembus-pertahanan-padri/
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
https://id.wikipedia.org/wiki/Tuanku_Imam_Bonjol
2) Periode awal dari Birokrasi Kolonial Belanda di Sumatera Westkust* (1821-1837) dimana Sumatera Westkust dijadikan sebuah Residen [Walau masih dalam tahap ekspansi/kampanye militer]
*Kami memutuskan untuk mempertahankan nama Sumatera Westkust bukan Sumatera Barat karena keduanya berbeda. Sumatera Westkust dalam Bahasa Belanda berarti Pantai Barat Sumatera dan wilayahnya tidak sama dengan Sumatera Barat sekarang.
Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.40)
1823
Residentie Sumatera Westkust dibagi kepada 2 (dua)
Hoofafdeeling, yaitu Hoofafdeeling (wilayah Pesisir) dan Hoofafdeeling Minangkabau (Pedalaman) dengan kepalanya ialah
Hoffdregent yang pada awalnya dijabat oleh keluarga Kerajaan Pagaruyuang. Birokrasi
di bawah Hoofafdeeling ialah Regenschappen, Kelarasan, dan Nagari.
Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.40-41)
1823
Belanda melakukan reorganisasi pemerintahannya, dari Residentie van Padang menjadi Residentie van Padang en Onderhorigheden (Keresidenan Padang dan Daerah-daerah Taklukannya). Sesuai dengan namanya, wilayah yang menjadi bagian dari menjadi Residentie van Padang en Onderhorigheden mencakup sebagian besar kawasan pedalaman Minangkabau yang telah ditalukkan. Pemakaian nama menjadi Residentie van Padang en Onderhorigheden tetap dipertahankan hingga tahun 1837
1825
1) 15 November 1825, Belanda
melalui Residennya
di Padang mengajak pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan
maklumat "Perjanjian Masang" yang
berarti perdamaian/ gencatan senjata. Tujuan sebenarnya dari Belanda ialah karena
mereka kewalahan menghadapi 2 (dua) perang sekaligus yakni Perang Diponegoro di
Jawa.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
2) Penciptaan jabatan Kepala Laras
Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.41)
3) 1 April, diberlakukannya
kebijakan penarikan Pajak Pasar di Bukittinggi yang diberlakukan terhadap semua jenis barang
dagangan termasuk makanan. Besarnya pajak ialah 5% dari harga barang dagangan.
Pajak ditarik oleh orang-orang Cina yang memenangkan Tender Kontrak Penarikan
Pajak.
Sumber: Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.65)
4) Belanda
mendirikan benteng di Bukit Jirek dengan nama “Sterreschans” yang berarti Bintang
Pelindung. Sedangkan daerah disekitar benteng dinamai Fort de Kock
Sumber: wikipedia dan Azizah
Etek, dkk. Dinamika Pemerintahan Lokal Kota Bukittinggi.LPM-IIP, 2004 Hal.6-7
5) 1825-1830 Gencatan Senjata Kaum Putih
dengan Belanda dan Kaum Hitam/Adat
Sumber: https://langgam.id/strategi-belanda-menembus-pertahanan-padri/
1829
Pihak Penghulu di Bukittinggi menolak penarikan Pajak Pasar
dan menolak kehadiran orang Cina.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.65)
1831
1) Pengelolaan
Pasar Bukit Tinggi kembali diserahkan kepada Kerapatan Penghulu Nagari Kurai.
Setelah orang-orang Cina mengembalikan penarikan pajak kepada orang Belanda.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.65)
- 2) Lintau berhasil
di Taklukan oleh Belanda dan Perjanjian Masang pun dilanggar
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
1832
1) Juli dari Jakarta dikirim
pasukan infantri
dalam jumlah besar di bawah pimpinan Letnan
Kolonel Ferdinand P. Vermeulen Krieger,
untuk mempercepat penyelesaian peperangan dalam menghadapi Kaum Putih atau yang mereka sebut dengan Paderi.
2) Oktober 1832 Luhak Limo Puluah berhasil dikuasai
Belanda.
3) Akhir tahun 1832 Benteng Kamang ditaklukan
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
1833
1). Terjadi konsolidasi antara Kaum Putih dan Kaum Hitam/Adat dan tanggal 11 Januari terjadi serangan secara mendadak terhadap beberapa kubu pertahanan Belanda. Sulta Tangkal Alam Bagagar Syah yang terlibat dalam serangan ini ditangkap oleh Belanda pada 2 Mei 1833.
2). 23 Agustus Gubernur Jenderal Van den Bosch datang ke Sumatera Westkust
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
3) Kebijakan pemberian sebagian hasil Pajak Pasar di Bukittinggi kepada Kepala Laras dicabut oleh Belanda menyusul terjadinya Perang Paderi tahap ketiga (1833-1837)
4) Jalan Lembah Anai dibangun Belanda untuk membawa Pasukan Artileri menghadapi Kaum Putih (Paderi)
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.33-Ctt Kaki No.5)
1834
Belanda lebih memfokuskan dalam pembuatan jalan dan jembatan dengan mengerahkan ribuan pekerja paksa
1835
- Tanggal 16 April Belanda melakukan serangan besar-besaran terhadap Benteng Bonjol dan sekitarnya.
- 21 April Letnan Kolonel Bauer membagi dua pasukan dari Matur dan Bamban
- 23 April Pasukan Kolonel Bauer sampai di Batang Gantiang
- 8 Juni Belanda Berhasil menguasai Padang Lawas
- 16 Juni Belanda berhasil mendekati bentang Bonjol dengan jarak kita-kira 250 langkah
- 17 Juni sejumlah 2.000 pasukan dikirim oleh Residen Francis di Padang
- 21 Juni gabungan kekuatan Belanda bergerak menuju Benteng Bonjol
- Agustus Belanda menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda di Bukit Tajadi
- September Bukit Tajadi dikuasai Belanda
- 5 September Kaum Putih menyerang dan menghancurkan kubu Belanda disekitar Bukit Tajadi
- 9 September Belanda mencoba menyerang dari Luhak Limo Puluah
- 11 Desember rakyat Simpang dan Alahan Mati menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda
1836
Hampir setahun mengepung Bonjol pada 3 Desember Belanda kembali melakukan serangan besar-besaran ke Benteng Bonjol
1837
- 16 Maret s/d 17 Agustus Benteng Bonjol dikepung dari segala jurusan. Dipimpin oleh Jenderal dan beberapa orang perwira pasukannya dari Jawa, Madura, Bugis, dan Ambon. Terdapat 148 Perwira Eropa, 36 Perwira Pribumi, 1.103 Tentara Eropa, dan 4.130 tentara pribumi.
- 20 Juli 1837 bantuan tentara di padang dengan Kapal Perle terdiri atas orang Eropa dan Sepoys, Afrika yang direkrut dari Ghana dan Mali.
- 3 Agustus serangan yang dipimpin Letnan colonel Michiels mulai menguasai keadaan
- 15 Agustus Bukit Tajadi jatuh
- 16 Agustus Benteng Bonjol secara keseluruhan ditaklukan
- Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol ditangkap dengan tipu muslihat oleh Belanda
- Pasar
Bukit Tinggi telah dikunjungi sekitar dua ratus sampai tiga ratus orang pada
hari biasa dan ribuan pada hari pasarnya.
- Gudang-gudang
kopi mulai didirikan di Bukit Tinggi.Sumber: Zulqayyim, hal.52
- Pembentukan Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 29 November 1837 oleh Pemerintahan Kolonial Belanda dengan nama “ Gouvernement van Sumatra’s Westkust “Catata: Sumatera Westkust sendiri berarti Pantai Barat Sumatera
1838
- 23 Januari Tuanku Imam Bonjol di Buang ke Cianjur
- Desember Tuanku Imam Bonjol dibuang ke Ambon
- 28 Desember Benteng terakhir Kaum Putih di Dalu Daku (Rokan Hulu) yang dipimpin Tuanku Tambusai jatuh
1839
19 Januari 1839 Tuanku Imam dipindahkan ke Lotta, Minahasa
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
1840
Bukit Tinggi resmi dijadikan Ibu
Kota Padang Darat (Padasche Bovenlanden) setelah sebelumnya dipindah-pindah. Pertama di Batu Sangkar,
kedua di Padang Panjang (1837), dan ketiga sampai terakhir ialah di Bukit
Tinggi (1840).
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.34 dan 75) catatan kaki no.10 dan 40
1843
Didirikan sekolah pribumi pertama di Bukit Tinggi dan Residensi Padang Darat dengan nama “Sekolah Melayu” atau dalam Bahasa Belanda Malaische School. Pendirian sekolah ini diprakarsai oleh Residen Padang Darat ketika itu C.P.C. Steinmetz (1837-1848). Tujuan pendirian sekolah ini ialah untuk menyerap nilai-nilai barat (westernisasi) oleh anak-anak pribumi.
1846
- Jumlah Sekolah Melayu telah mencapai 12 buah di Sumatera Barat.
- Jumlah murid yang diterima pada tahun ini ialah 416 orang.
- Guru Sekolah Melayu terdiri dari Pegawai Pemerintah seperti Juru Tulis dan Kepala Gudang Kopi.
- Sekolah Melayu dinamai dengan Sekolah Nagari oleh penduduk pribumi karena pengelolaannya yang otonom. Diusahakan oleh masing-masing nagari.
1847
- Jumlah gudang-gudang kopi semakin meningkat di Bukit Tinggi.
- Diperlakukannya Sistem Tanam Paksa Kopi di Sumatera Barat.
1852
Jumlah penduduk Afdeeling Agam pada sensus Pertama di Sumatera Barat ialah 197.217 jiwa. Bukit Tinggi masuk kepada Afdeeling Agam.
1856
- Pada 1 April Didirikan Sekolah Guru atau Kweekschool atau Normalschool di Bukit Tinggi (merupakan yang pertama di luar Jawa).
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.84)
1858
Bukit Kandang Kabau beserta bukit-bukit disekitarnya mulai didatarkan yang merupakan bagian dari program penataan pasar. Para pekerja merupakan tenaga rodi yang dibebankan kepada para Kepala Laras di Agam Tua serta para tahanan di tangsi Bukittinggi.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.57-58&67)
1861
Belanda membeli tanah di bagian selatan dengan harga f 46.090 yang digunakan sebagai lapangan militer, asrama, tangsi, dan rumah sakit militer.
1864
1) Tanggal 8 November Tuanku Imam Bonjol meninggal di pembuangan
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
1866
Mr. J.A van der Chijs yang menjabat sebagai Inspektur Pendidikan Bumi Putera melakukan inspeksi ke Kweekschool di Bukit Tinggi. Dia mengecam keadaan yang berlaku, menyatakan bahwa Kweekschool tak ada bedanya dengan sekolah nagari, pelajaran ilmu mendidik yang seharusnya diajarkan tidak diberikan kepadam murid-murid, serta pengawasan terhadap pelaksanaan belajar-mengajar tidak dilakukan oleh pejabat setempat secara tertulis.
1870
Wiliam Hendrik De Greve melaporkan pada
negara mengenai kandungan batubara di Ombilin yang mencapai 200 juta ton.
Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005
1871
De Greve mempublikasikan
hasil penelitiannya dengan judul ”Het Ombilien-kolenveld iin de Padangsche Bovenlanden en het Transportstesel op
Sumatra’s Weskust”.
Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005
1873
1 Maret dilakukan pembaruan terhadap Kweekschool. Sekolah ini digelari dengan Sekolah Raja oleh orang Minangkabau karena murid-muridnya memiliki peraturan ketat dalam berperilaku serta berasal dari latar belakang keluarga yang bukan sembarangan. Cara berpakaian murid-murid Sekolah Raja ialah; baju dan celana putih, memakai peci atau daster, salempang, dan sepatu.1875
Peradilan Barat dibuka di Padang
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.59)
1879
Pengunjung Pasar Bukit Tinggi berjumlah 15.000 orang pada hari biasa.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.59)
1888Belanda menetapkan batas-batas administrasi untuk Fort de Kock (Bukittinggi), yaitu:
- Sebelah Timur Laut dan Utara yaitu dari sebelah barat Bandar Malang melalui pancang (tiang) yang bertanda 'A' pada jalan dekat Kuburan Cina Lama dengan pancang bertanda 'I' terletak di jalan ke Kampung Palupuh. dan dari sini satu garis lurus lagi ke pancang (tiang) yang bertanda 'B' yang terdapat pada jalan kecil Kuburan Belanda Baru.
- Sebelah Barat Laut, Sebelah Barat, dan Tenggara ialah jalan kecil (Kuburan Belanda Baru) tersebut di atas sampai Kuburan Belanda Baru. Dari sini batas sebelah Barat Daya dari Kuburan Belanda tersebut sampai ke pancang berhuruf 'E'. Berikutnya lebih kurang 240 m jauhnya di sebelah Barat jalan ke Padang Panjang.
- Sebelah Selatan, dari pancang 'F' ditarik satu garis lurus ke arah Timur sampai dengan titik temunya jalan arah ke Padang Panjang.
- Sebelah Timur, dari titik temu tersebut di atas mengalir banda [selokan/saluran air/irigasi] Malang yang terbagi dua: pada banda yang sebelah Barat sampai ke tempat pertemuan banda ini dengan jalan Payakumbuh.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.23-24)
1894
Museum Zoologi didirikan
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Zoologi
https://geotourism.guide/tourpoints/indonesia/sumbar/kota-bukittinggi/culture/museum-zoologi/
1891
1) 12 Juli Jalur Kereta Api Pulau Aia (Padang)
– Padang Panjang Selesai dibangun
2) Tanggal 1 November, Jalur Kereta Api Padang
Panjang – Bukittinggi selesai dibangun
Regering Almanak 1905 Hal.442 dalam Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005. Hal.53
1892
1) 1 Juli Jalur Kereta Api Padang – Panjang
Solok selesai dibangun
2) 1 Oktober, Jalur Kereta Api Solok ke Muaro
Kalaban dan Pulau Air ke Teluk Bayur selesai dibangun
Regering Almanak 1905 Hal.442 dalam Andi Asoka, dkk. Sawahlunto: Dulu, Kini, &Esok. PSH Unand&Pemko Sawahlunto. 2005. Hal.53
1896
Dibangun loods yang terletak di tengah-tengah pasar (Pasar Atas), hal ini membuat bangunan loods tersebut menjadi bangunan utama sekaligus menjadi pusat pasar. Loods tersebut dinamai masyarakat dengan nama "LOIH GALUANG", hal tersebut karena besi penyangga atapnya dibuat melengkung sehingga atapnyapun berbentuk melengkung seperti lingkaran.
Pembangunan loods ini menghabiskan biaya yang banyak sehingga tidak dapat dipenuhi oleh Pasar Fonds. Oleh karena itu maka dipinjam dana pada Singgalang Fonds sebesar f 4000 yang digunakan untuk membeli besi, semen, dan seng yang dipesan dari Belanda.
Adapun bahan bangunan lain seperti kayu, pasir, dan batu dibebankan kepada nagari-nagari di Agam Tuo. Demikian pula para pekerjanya yang berasal dari anak nagari di Agam Tuo yang terkena rodi serta ditambah dengan para tahanan di Tangsi Bukittinggi.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.57-58)
dan H.Mohammad Hadjerat. Sedjarah Negeri Koerai Limo Djorong serta Pemerintahannja. 1947 (42-43)
1897
1898
1900
Kebun Bunga (Strom Park) didirikan di Bukit Malambuang oleh Controleur Oud Agam Strom Gravenzanden yang sekaligus menjadi perancang dari kebun bunga ini. Nama kebun bunga ini kemudian dinisbatkan pada namanya. Terdapat sebuah lapangan tenis yang kemudian dibangun di dalam taman ini, lapangan tenis ini diberi nama "Lpaangan Tenis Baan"
Sumber:
1901
Sekolah Raja juga membuka pendidikan untuk calon pegawai
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.96)
1902
08 Jumadil Awal 1320 yang bertepatan dengan tanggal 12 Agustus penanggalan Gregorian Muhammad 'Athar lahir. Kelak dikenal dengan nama Mohammad Hatta atau populer dengan panggilan Bung Hatta.
1905
1) Sensus di Bukit Tinggi untuk pertama kalinya, jumlah penduduk 2.239 jiwa. Dengan rincian 1.439 jiwa Minangkabau, 258 jiwa Eropa, 347 jiwa Cina, dan 195 jiwa Timur Asing.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.28)
2) Terdapat orang Jepang sebanyak 22 orang di Residensi Padang Darat. Dengan rincian 4 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.32)
1908
1) Murid calon pegawai tidak lagi diterima di Sekolah Raja karena karena pegawai di Sumatera Barat dan Tapanuli telah mencukupi.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.98)
2) Perang Kamang (Pemberontakan Pajak/ Belasting) meletus pada tanggal 15 Juni
Sumber: nagarikamang.wordpress.com
3) Janjang Ampek Puluah dibangun dimasa pemerintahan Controleur Lois Constant Westenenk
Sumber:
wikipedia
Kompasiana
1914
Gouvernement van Sumatra’s Westkust diturunkan menjadi residentie dan dinamakan Residentie van Sumatra’s Westkust. Keputusan ini dimuat dalam Staatsblad van Nederlandsch- Indie 1913 No. 321 (diperkuat lagi oleh oleh apa yang diungkapkan dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1913 No. 569 dam 1914 No. 3030)
1918
Fort de Kock (Bukittinggi) resmi berstatus Gementee (Kota Praja)
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.24)
1921
Bung Hatta pulang kampung, berpamitan kepada seluruh keluarga terkait keberangkatannya ke Belanda guna melanjutkan studi.
Bung Hatta. Memoir. Tinta Mas. Jakarta, 1979 (Hal.99)
1922
Dilakukan perubahan kembali di Sekolah Raja yakni lama studi yang sebelumnya 6 tahun dikurangi menjadi 4 tahun serta kurikulum ilmu kesehatan juga ditambah dengan Dasar-dasar Ilmu Kesehatan. Disampaikan oleh Komisi Kerja perihal keputusan untuk melikuidasi Sekolah Raja dan sebagai gantinya akan didirikan M.U.L.O
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.99)
1923
1) Kios-kios pedagang yang terletak di sisi Barat dan Timur Pasar Atas dibangun menjadi rumah toko.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.61)
2) 1 Januari Majalah Pewarta Islam Terbit di Bukittinggi
1926
Jam Gadang dibangun di Pasa Ateh. Jam hadiah dari Ratu Belanda untuk Sekretaris Kota yang bernama Rook Maker. Jam ini diproduksi di Jerman tahun 1892. Arsitektur menara jam ini beragam versi, ada yang menyebut Yazid St. Gigi Ameh saja ada pula yang mengatakan berdua dengan Rajo Mangkuto. Ada pula versi lain mengatakan Yazid gelarnya ialah Rajo Mangkuto, serta versi terakhir bertiga mereka dengan Haji Moran.
Jam ini memiliki tinggi 26 meter.
https://id.wikipedia.org/wiki/Jam_Gadang
https://en.wikipedia.org/wiki/Jam_Gadang
1927
Dilakukan pertemuan di Bukit Tinggi yang dipimpin oleh Nawawi St. Makmur dan Abdul Munit yang keduanya ialah guru Sekolah Raja. Rapat (yang dihadiri 30 orang) tersebut bertujuan untuk mengusulkan kepada pemerintah suapay Sekolah Raja dapat dipertahankan yakni dengan mendirikan H.I.Kw di Bukit Tinggi.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.100)
1928
19 Agustus, Dilakukan Konfrensi Ulama se Sumatera Barat di Bukit Tinggi. Tujuan dari konfrensi ini ialah untuk menolak Ordonansi Guru. Konfrensi dilakukan di Surau Inyiak Jambek.
1929
3 Juli Strom Park dirubah dan dikembangkan menjadi kebun binatang dengan nama “Fort de Kocksche Dieren Park”. Kemudian diisi dengan hewan koleksi sederhana seperti: burung, ayam hutan, dan kuaw.
1930
1) Pemerintah Gemeente de Kock memperluas wilayah de Kock menjadi 5,2 km2.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.25)
2) Terdapat 47 orang Jepang di Bukit Tinggi dengan rician 15 orang laki-laki dan 32 orang perempuan.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.32)
3) Tanggal 14-21, Kongres Muhammadiyah ke-19 diadakan di Bukit Tinggi.
4) Pada tanggal 24-27 diadakan Kongres Permi I di Bukit Tinggi.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.112)
5) Didirikan Himpunan Saudagar Indonesia di Padang
6) Di tahun yang sama, cabang di Bukit Tinggipun didirikan.
7) 27 Desember, didirikan Badan Simpan-Pinjam yang diberi nama Abuan Saudagar.
8) Persatuan Muslimin Indonesia didirikan (salah satu pendiri ialah HR. Rasuna Said)
https://www.portal-islam.id/2020/01/hr-rasuna-said-pejuang-perempuan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Rasuna_Said
1932
25 Oktober Bung Hatta tiba di Bukittinggi, beliau sampai di Padang pada tanggal 23 Oktober
Bung Hatta. Memoir. Tinta Mas. Jakarta, 1979 (Hal.265)
1931
Badan Simpan Pinjam Abuan Saudagar diubah wujudnya menjadi Bank Nasional.
Baca juga: Suryadi Sunuri
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.127)
1932
Jambatan Gantuang dibangun oleh Controleur W.J.
Cator
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.63)
1933
1) Sekolah Raja rencananya akan ditutup
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.100)
2) Para pelajar Normaal Cursus Poetri di Bukittinggi menerbitkan surat kabar Medan Poeteri yang edisi pertamanya terbit pada tanggal 01 Juli 1933
Sumber: schoolar unand (hal.4)
1935
Rumah Adat nan Baanjuang dibangun dimasa pemerintahan Controleur Nutzman. Peletakan batu pertama pada tanggal 1 Juli 1935
Kebun Binatang Bukittinggi dalam Lintas Sejarah oleh Irwan Setiawan (Hal.4)
1936
Reorganisasi Terakhir Pemerintah Kolonial Belanda
https://langgam.id/1-januari-dalam-6-peristiwa-bersejarah-di-sumatra-barat/
1938
Minangkabau Raad didirikan
Sumber: Suryadi Sunuri
1941
Diberlakukan karcis masuk ke Kebun Binatang;
Dewasa: 10 Sen dan anak-anak 5 Sen (perbandingan harga: nasi bungkus; 2,5 sen)
Kebun Binatang Bukittinggi dalam Lintas Sejarah oleh Irwan Setiawan
1942
Nama Fort de Kock diganti dan secara resmi nama Bukit Tinggi (Bukit Tinggi Si Yaku Sho) dipakai pada masa Pemerintah Kolonialis Jepangserta menjadi pusat pimpinan dari Angkatan Darat Ke-25 Bala tentara Jepang dengan memperluas wilayahnya menjadi:
a) Seluruh Nagari Kurai, pada masa Belanda tidak seluruh wilayah Nagari Kurai masuk ke dalam Gementee Fort de Kockj (Bukit Tinggi)
b) Nagari Gaduik
c) Nagari Biaro Gadang
d) Nagari Ampang Gadang
e) Nagari Balai Gurah
f) Nagari Batu Taba
g) Nagari Taluak
h) Nagari guguak
i) Nagari Ladang Laweh
j) Nagari Koto Gadang
k) Nagari Sianok
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.27-28)
1945
Jepang menjanjikan kemerdekaan yang semulanya untuk wilkayah Jawa dan Madura dan diperluas untuk Sumatera, maka pada bulan Juli 1945 dibentuk pulalah untuk Sumatera Badan Perwakilan yang disebut dengan Chuo Sangi In. Badan itu berkedudukan di Bukittinggi dengan ketua Mohammad Sjafei dan sekretarisnya Adinogoro.
17 Agustus
1) Ahmad Basya, pegawai Pos Telepon dan Telegraf (PTT) yang diperbantukan di Kantor Berita Domei milik tentara Jepang, terlihat sibuk pada 17 Agustus 1945 malam. Ia menjadi orang pertama yang menerima berita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Bersama rekan sejawatnya, Asri Aidid Sutan Rajo Nan Sati, dia mengetik ulang hingga 10 rangkap dan menempelkan teks proklamasi yang dibacakan Sukarno-Hatta di Jakarta ke berbagai tempat di Bukittinggi. Hal serupa terjadi di Kota Padang, Sumbar.
21 Agustus
Rapat diselenggarakan di Gedung Majelis Islam Tinggi di Bukittinggi, disepakati untuk membentuk sebuah organisasi Pemuda Indonesia (PI)
Revolusi Fisik di Sumatera Awal Kemerdekaan (Hal.43)
22 Agustus
Teuku Mohammad Hasan ditunjuk sebagai Gubernur Sumatera
Sumber: Tirto
29 Agustus
Pembacaan teks proklamasi oleh M.Sjafe'i di Bukittinggi:
PERMAKLOEMAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Mengikoeti
dan mengoeatkan pernjataan kemerdekaan Indonesia oleh Bangsa Indonesia
seperti PROKLAMASI pemimpin2 besar kita SOEKARNO-HATTA atas nama Bangsa
Indonesia seperti berikoet:
PROKLAMASI
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menjatakan KEMERDEKAAN INDONESIA
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan dan lain2 diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat2nya.
Djakarta 17 boelan 6 tahoen 1945
Atas nama Bangsa Indonesia
Sukarno-Hatta
Maka
kami Bangsa Indonesia di Soematra dengan ini mengakoei Kemerdekaan
Indonesia seperti dimaksoed dalam Proklamasi di atas dan mendjoenjoeng
keagoengan kedoea pemimpin Indonesia itoe.
Boekittinggi hari 29 bl 8 th 1945
Atas nama Bangsa Indonesia di Soematera
Moehammad Sjafei
1 Oktober 1945
1946
1) 17 Februari, Pendidikan Opsir Divisi Banteng diresmikan di Bukittinggi. Asarama mereka di Bukit Apit dan memiliki moto "Si vis pacem para bellum" yang artinya "Jika ingin damai maka siaplah berperang"
Sumber: Ciloteh tanpa suara
2) Didirikan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera No. 8/MGS. Sidang perdana dewan ini menetapkan Pulau Sumatera dibagi padatiga propinsi yakni Utara, Tengah, dan Selatan dengan dipimpin oleh seorang Gubernur Muda.
Sumber: suma.id
1947
1) Para pengulu Nagari Kurai sepakat untuk memasukkan wilayah Nagari Kurai ke dalam Kota Bukittinggi sepenuhnya. Kesepakatan ini dikenal dengan nama Naskah
Kayu Kalek.
Zulqayyim. Bukittingg Tempo Doeloe. Unand Padang. 2006 (Hal.27)
2) Sejumlah laskar bersenjata mengangkat senjata melawan pemerintah Republik di Bukittinggi dan di beberapa kota lain di Sumatra Barat. Para laskar berencana menculik Residen Rasjid, Komandan Militer Ismail Lengah dan pejabat-pejabat tinggi keresidenan lainnya. Peristiwa ini di kemudian hari lebih dikenal sebagai “Peristiwa 3 Maret”.
Sumber: Langgam.id
3) Juni Bung Hatta Bung Hatta bersama rombongan melakukan perjalanan dari Jawa ke Sumatera bersama rombongan.
Bung Hatta. Memoir. Tinta Mas. Jakarta, 1979 (Hal.499-503)
4) 21 Juli s/d 5 Agustus Agresi Belanda I
1948
Awal Januari
Drs. M.Hatta diangkat menjadi Perdana Menteri Indonesia
April
PM. Hatta & A.H Nasution melakukan perjalanan ke Sumatera guna mensosialisasikan rasionalisasi Angkatan Bersenjata. Nasution menyampaikan langkah-langkah rasionalisasi itu kepada para perwira Komando Sumatera, yang semuanya menolak tegas rencana tersebut. Perwira-perwira Sumatera mengemukakan bahwa reorganisasi itu mungkin baik untuk diterapkan di Jawa, tetapi tidak cocok sama sekali untuk Sumatera, Belanda hanya menguasai sekitar seperlima wilayah pulau ini sementara Jawa setengahnya. Angkatan bersenjata di Sumatera tidak menjadi beban keuangan Republik karena kebutuhan makanan prajurit dipasok oleh rakyat setempat, dan senjata mereka diproduksi secara lokal atau dibeli dengan dana hasil perdangangan dengan Singapura dan Malaysia. Kesatuan atau brigade mobil seperti itu tidak sesuai dengan tipe perjuangan rakyat yang sedang marak di Sumatera, sementara demobilisasi besar-besaran hanya akan membawa dampak psikologis yang buruk terhadap para tentara yang telah berjuang secara sukarela melawan Belanda demi membela Republik.( Ahmad Husein dan kawan-kawan, 1991 : 705) Pertentangan teebuka oleh perwira Komando Sumatera terhadap rencana rasionalisasi itu membuat marah Hatta dan Nasution. (Audrey Kahin, 2005 : 199)
Unri. Sejarah Komandemen Sumatera di Provinsi Sumatera Barat (1945-1949). BPNB Padang. Hal: 24/239
15 April
Provinsi Sumatera Tengah dibentuk dengan ibu kota Bukittinggi (UU No.10 Th.1948)
19 September
Gubernur Sumatera Tengah Pada tangal 19 September 1948 No.2431/10/Gste mengirimkan surat kepada Komisaris Pemerintah Pusat di Bukittinggi untuk segera mengadakan rapat untuk membentuk daerah desentralisasi di Sumatera Tengah. Maka pada tanggal 30 September 1948 diadakan rapat kombinasi Sumatera Tengah guna mempercepat terlaksananya desentralisasai.
18 Desember
1) Sabtu 18 Desember, Pesawat Belanda melakukan
pengintaian di Bukittinggi hingga malam hari
Metika Zed. PDRI; Sebuah Mata Rantai Sejarah yang Terlupakan. Grafiti.1997
(Hal.87-88)
19 Desember
2) 07. 00 WIB tanggal 19 Desember Serangan
udara membabibuta Belanda dimulai di Bukittinggi dan sekitarnya
2) 08.00 WIB Rapat diadakan di Istana Bung
Hatta. Hadir dalam Rapat Sekretaris Residen Eni Karim, Dt. Djunjung (Kepala
Urusan Pegawai), Marzuki Jatim, Orang Kayo Ganto Suaro, Tan Tuah Bagindo Ratu.
Mr.T.Moh.Hasan, Mr. M. Nasroen Wagub Sumteng, Sjafruddin Prawiranegara, Loekman
Nulhakim (Asisten Menkeu), Kol. Hidayat Panglima Komando Sumatera bersama
ajudannya Islam Salim, Komisari Polisi Oemar Said, Kepala Polisi Sumbar
Sulaiman Efendi. Rapat bubar pukul 09.00 karena mombardir dari Belanda,
3) Sekitar pukul 4 atau 6 petang, dilangsungkan
rapat di Rumah Dinas T.M. Hassan. Sjafruddin Prawiranegara dijemput oleh Kol.
Hidayat bersama ajudannya Kapten Salim.
4) Dalam rapat petang hari menjelang magrib itu disepakati untuk membentuk Pemerintahan Darurat dengan Sjafruddin Prawiranegara sebagai ketua.
Metika Zed. PDRI; Sebuah Mata Rantai Sejarah yang Terlupakan. Grafiti.1997 (95-98)
20 Desember
5) Rapat-rapat diadakan di Bukittinggi sementara arus pengungsi mengalir ke luar kota. Kepala Stau AURI Komodor H.Soejono memerintahkan penyelamatan dua Stasiun PHB AURI dengan membawanya ke Halaban dan Piobang
21 Desember
6) Pukul 21.00 Sjafruddin Prawiranegara, T.M.Hassan, dan para pemimpin sipil lainnya meninggalkan Bukittinggi
7) Para pemimpin Militer dan Sipil yang masih tinggal di Bukittinggi masih mengadakan hingga tengah malam. Salah satunya rapat pukul 21.35. Beberapa keputusan mereka ialah:
a) Untuk sementara propinsi-propinsi di Sumatera di bekukan dan sebagai gantinya Dewan Pertahanan Daerah (DPD) di setiap keresidenan kembali diaktifkan.
b) Masing-masing gubernur di ketiga propinsi di Sumatera bertindak sebagai Koordinator DPD di daerahnya masing-masing.
8) Rapat di lain tempat di waktu yang sama memutuskan pasukan Kepolisian dan Mobrig memutuskan untuk mundur ke Pasaman
9) TNI ialah yang terakhir meninggalkan Bukittinggi. Dalam rapat yang dipimpin oleh komandan TNI Sumatera Barat Letkol Dahlan Ibrahim dalam rapat bersama anggotanya memutuskan membagi 3 daerah operasi militer:
a) Komando Daerah Utara (Sub-A) di bawah pimpinan Letkol Abdul Halim meliputi daerah Bukittinggi sampai ke Tiku dengan markasnya di Matur
b) Komando Daerah Selatan (Sub-B) di bawah pimpinan Letkol Dahlan Ibrahim meliputi Payakumbuh sampai ke Padang Panjang, berpusat di Suliki
c) Komando sekitar daerah Kota Bukittinggi (Sub-C) di bawah Mayor A.Thalib berpusat di Tilatang Kamang
10) Dilancarkan operasi Bumi Hangus oleh TNI, dengan sasaran antara lain:
a) Hotel Merdeka di Simpang Kangkuang yang merupakan Kantor Keresidenan
b) Asrama Mobrig di Simpang Tembok
c) Gedung-gedung pemerintahan dan rumah Nyiak Damang di Mandiangin
d) Tempat strategis lain seperti Kantor DPH Keresidenan, Markas Tentara, Gedung PTT dan Radio
e) Terakhir ialah Gedung Tamu Agung (Istana Bung Hatta) yang terakhir dibumi hanguskan
22 Desember
11) Kabinet PDRI dibentuk dan diumumkan di Halaban
1949
13 Juli, Sjafruddin Prawira Negara (Ketua PDRI) menyerahkan mandat kepada Presiden Soekarno di Yogyakarta.
Unri. Sejarah Komandemen Sumatera di Provinsi Sumatera Barat (1945-1949). BPNB Padang. Hal: 26/241
1950
1956
1 Desember Drs. M. Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden
12 September Bung Hatta meresmikan Universitas Andalas di Bukittinggi
20 Desember Roeslan Moeljohardjo yang menjabat Gubernur Sumatera Tengah menyerahkan kekuasaan pada Kolonel Ahmad Hussein di Bukittinggi.
Sumber: Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.32
1957
1) Kolonel Dahlan Djambek Membentuk Gerakan Bersama Anti Komunis (Gebak) dan di Surau Nyiak Djambek beliau mengadakan pengajian sekali seminggu melawan komunis.
Audry kahin. Dari Pemberontakan ke Integrasi. Obor. 2005 (Hal.317-316)
2) Provinsi Sumatera Tengah dipecah kedalam 3 provinsi; Sumbar, Riau, dan Jambi
Sumber: wikipedia
3) 8 September Piagam Palembang dikeluarkan:
1. Mengembalikan Dwitunggal Soekarno-Hatta.
2. Mengganti kepemimpinan Militer pusat yang ada (berarti memberhentikan Nasution)
3. Melaksanakan kebijakan desentralisasi dengan memberikan otonomi luas kepada daerah-daerah.
4. Membentuk senat.
5. Meremajakan dan menyederhanakan pemerintah.
6. Melarang komunis yang berorientasi internasional.
Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.37
4) 15 Oktober Ahmad Hussein melantik Gubernur Riau pertama
Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.35
1958
1) 06 Februari Ahmad Hussein menyanggah desas-desus tentang Negara Sumatera
Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.38
2) 10 Februari, Ultimatum Padang diproklamirkan guna mengoreksi Pemerintah Pusat:
1. Supaya kabinet Djuanda mengundurkan diri dan mengembalikan mandatnya pada Persiden.
2.
Agar pejabat persiden Sartono membentuk kabinet baru Zaken Kabinet Nasional yang bebas dari pengaruh Komunis dibawah Mohammad Hatta dan
Hamengkubuwono IX.
3. Agar kabinet baru diberi mandat sepenuhnya untuk bekerja sampai pemilihan umum yang akan dating.
4. Agar Persiden Soekarno membatasi diri menurut konstitusi.
5. Apabila tuntutan diatas tidak dipenuhi dalam tempo 5×24 jam maka Dewan Perjuangan akan mengambil langkah kebijakan sendiri.
Sumber: brainly
3) 11 Februari Kabinet Djuanda, para Kepala Staf 3 Angkatan, dan Sekjen Kemenhan mengadakan rapat yang menghasilkan menolak Maklumat Padang dan memecat para perwira yang terlibat
4) 15 Februari Dewan Banteng memproklamirkan PRRI
Eni May, PRRI & Gagalnya Penerapan Otonomi Daerah di Sumbar 1956-1961. Laporan Penelitian. Unand.hal.38-39
5) 29 Mei, Ibu Kota Sumatera Barat dipindahkan ke Padang (Keputusan Gubernur Sumbar No.1/g/PD/1958 )
Sumber: kompaspedia
1961
Juni, Kolonel Ahmad Husein menyatakan menghentikan perjuangan (PRRI)
HMS.Tan Kabasaran. Kami Pulang
1966
14 September 1966 Ahmad Karim meninggal ditembak di Kampung Cina
Audry kahin. Dari Pemberontakan ke Integrasi. Obor. 2005 (Hal.392)
Komentar
Posting Komentar