Langsung ke konten utama

Tipe Atap Gonjong

 

Kebudayaan merupakan sistem terpadu dan terorganisir (integrated organised system) yang dibagi dalam tiga bagian yaitu sistem teknologi, sistem sosial, dan sistem idea, ketiga sistem tersebut mempengaruhi dalam membangun rumah pada kelompok masyarakat, sehingga membentuk arsitektural yang dihasilkan (White, 1949).

Bentuk unik atap gonjong di rumah gadang merupakan hal yang tidak pernah habis untuk dibahas, bagian atap gonjong dapat digambarkan sebagai geometri alam. Beberapa tipe yang ada salah satunya Sapik Kalo, Rabuang Mambasuik, dan Bulan Sahari, masing-masing tipe memiliki makna dan filosofi sendiri.

Siapa yang tidak bangga kekayaan budaya Sumatera Barat khususnya rumah gadang yang dikenal sampai ke penjuru dunia, mari nantikan informasi selanjutnya mengenai kekayaan informasi rumah gadang Minangkabau hanya di @museumadityawarman untuk mendukung #PekanKebudayaanDaerah 2021.


Salam Museum dihatiku.

Sumber : L.A. White (1949) dalam. S.Budhisantoso, Identitas Budaya dalam Karya Arsitektur (1991)

Disalin dari IG Museum Adityawarman




Komentar

Acap Dilihat

15. Istana Bung Hatta

No Regnas: RNCB.20100108.02.000359 SK Manteri: SK Menteri No 267/M/2016 Status: Cagar Budaya Nasional,              Dilindungi  Undang Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya Istana Bung Hatta berada di Jalan Istana No mor 1, Kelurahan Benteng Pasar Atas, Kecamatan Guguak Panjang. Riwayat pembangunan gedung ini tidak diketahui dengan pasti, Sebelum diubah menjadi Istana Kepresidenan (Bung Hatta), bangunan ini bernama Gedung Negara Triarga. Sekarang gedung ini berfungsi sebagai rumah tamu negara bila berkunjung ke Bukittingi.

Pacuan Kudo Bukik Ambacang

padangheritage   Catatan  @padangheritage : Bukit Ambacang, Lokasi Pacuan Kuda Tertua di Indonesia Olahraga pacu kuda sudah menjadi kegiatan umum yang dilakukan masyarakat bukittinggi jauh sebelum indonesia merdeka. Salah satu peninggalannya adalah Klub Pacu Kuda Bukittinggi yang sudah ada sejak Tahun 1889. Tulisannya termuat di sebuah tugu di dalam arena: Herdenking Van Het Veertig Jariigbestan der Fort de Koksche Wedloop Societeit 1889-1929 (Peringatan 40 tahun berdirinya klub pacu kuda Bukittinggi)

Lomba Edukasi Publik Museum Adityawarman

Flyer selengkapnya di:  Bukittinggi, Culture, History, & Arts Museum Adityawarman mengadakan Lomba Edukasi Publik, kegiatan lomba dilaksanakan secara daring (online) dengan media sosial. Lomba terdiri dari Lomba Piktogram, Lomba Animasi Karakter Arca Bhairawa, Lomba Video Pendek Kenangan, Lomba Photo Lama, dan Lomba Mengambar Koleksi. Peserta lomba harus memiliki media sosial FB (Facebook) dan IG (Instagram) kecuali Lomba Mengambar Koleksi cukup FB. Karya mulai di posting di media sosial mulai 23 Sept – 23 Okt 2020. Penilaian akhir lomba hingga 25 Oktober 2020 oleh juri dan Pengumuman hasil Lomba 27 Oktober 2020. Persyaratan Umum :

11. Tugu Kamang & Manggopoh

Tugu Kamang dan Manggopoh berada di Jalan Sudirman, Kelurahan Sapiran, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh .  Tugu ini dibangun untuk mempe ringati Perang Pajak yang terjadi di Nagari Kamang dan Nagari Manggopoh yang terjadi pada tanggal 15 Juni 1908. Tugu ini terbuat dari beton yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas berupa bentuk kerucut yang menjulang ke atas dan bagian bawah berbentuk segi empat. Tinggi keseluruhan tugu ini 4,60 m dan lebar 1 x 1 m. Tugu ini mempunyai tembok keliling berukuran 2,6 x 2,6 m. Pada bagian segi empat, di tengah-tengahnya terdapat inskripsi berbahasa Belanda yang berbunyi: " GEDENKNAALD TER HERDENGKING AAN GESNENVELDEN TE KAMANG EN MANGGOPOH OPSTAND 15 JUNI 1908 ", artinya : "Mengenang peristiwa perang Kamang dan Manggopoh yang terjadi pada 15 Juni 1908 ".

Rapat Koordinasi Pembangunan Karakter & Peneguhan Jati Diri Masyarakat Berbasis Budaya

Rapat Koordinasi Pembangunan Karakter & Peneguhan Jati Diri Masyarakat Berbasis Budaya. Pada hari Senin tanggal 13 November 2017 di Hotel Grand Rocky Bukit Tinggi. Kegiatan ini diselenggarakan berkat kerjasama antara Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi. Dibuka oleh Wakil Walikota Bukittinggi serta dihadiri oleh perwakilan dari instansi yang mengurusi Bidang Kebudayaan di Provinsi Sumatera Barat, serta perwakilan pemuka Adat di Kota Bukittinggi. foto selengkapnya klik disini

5. Eks Bangunan Kantor Depdikbud Kota Bukittinggi

Bekas (Eks.) Bangunan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Kota Bukittinggi   berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 9, Kelurahan Belakang Balok, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, atau sekitar 100 m ke arah utara dari SMU 2 Bukittinggi. Pertama kali di - dirikan gedung ini digunakan sebagai tem pat tinggal Ke pala Sekolah Raja ( Kweeksh c ool). Pasca kemer dekaan, sebe lum menjadi Kantor Dikbud, bangunan ini berturut-turut menjadi Kantor DPRD, Kantor Pajak, dan IKIP (Sekarang Universitas Negeri Padang) Bahasa Inggris dan Arab (sebelum dipindahkan ke Padang).

Pelestarian Rumah Dinas Gubernur Sumatera

@bukittinggimediacenter - Walikota Bukittinggi, Erman Safar hadiri Rapat Koordinasi bersama Menko Polhukam Mahfud MD dan pejabat utama tujuh kementerian serta bupati, walikota, dan Gubernur Sumatera Barat, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (23/3/2021). Pertemuan tersebut dalam rangka pembahasan finalisasi draft Instruksi Presiden mengenai percepatan pembangunan Monumen dan Tugu bersejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Secara historikal dan sejarah PDRI tersebar di beberapa Kota dan Kabupaten di Sumatera Barat. Menurut Erman, dalam proses finalisasi draft Instruksi Presiden tersebut dirinya mengusulkan beberapa titik lokasi bukti sejarah bahwa Kota Bukittinggi mengambil peran besar terbentuknya PDRI. "Salah satunya rumah bekas Gubernur Sumatera Tengah dimasa itu, Tengku Mohd. Hasan yang pernah digunakan sebagai tempat penetapan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai Ketua PDRI" Ujar @ermansafar. Rumah tersebut, menurut Erman, memiliki nilai sej

41. Penjara Lama

Sumber: Tropen Museum No Registrasi Nasional:  PO2016052000025 Dilindungi oleh UU No.11 tahun 2010 Lembaga Pemasyarakatan (LP) Bukittinggi merupakan salah satu bangunan atau komplek bangunan tertua di Bukit Tinggi (komplek bangunan tua lainnya ialah Komplek Benteng de Kock-1826 dan Komplek Militer-1860an), dibangun sekitar tahun 1864. Sebelum pembangunan tahun 1864, penjara ini sudah ada namun dengan kondisi seadanya, terbuat dari kayu dan digunakan untuk menahan Mujahid Paderi.  Pada tahun 1990an bangunan penjara ini tidak lagi difungsikan dan dipindahkan ke LP Biaro yang berjarak sekitar 8 Km dari pusat kota Bukittinggi.

ABANG

"Haa, alah abang urang. Babuko wak lai.." (Haa, sudah adzan, waktunya kita berbuka..) Sedangkan untuk sapaan, digunakan panggilan Tuan atau Wan kepada laki-laki. Namun pada masa sekarang kata 'abang' menjadi lazim dipakai untuk menyapa laki-laki yang lebih tua.