Stasiun Kereta Api Bukittinggi 1892
Stasiun bukittinggi Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api Bukittinggi - Padang Panjang hingga Sawahlunto. Tidak seperti jalur lainnya di Sumatra Barat yang memfokuskan diri untuk pengangkutan batu bara, jalur kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut biji kopi dan tentara dari benteng Fort de Cock di Kota Bukittinggi, Jalur ini sepaket dengan pembangunan jalur Padang–Sawahlunto. Jalur menuju Fort de Cock Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891. Dari Bukittinggi pembangunan dilanjut untuk menjangkau tambang emas di Payakumbuh. Jalurnya dibuka pada tanggal 15 September 1896.
Jalur ini tetap beroperasi setelah masa-masa kemerdekaan, tetapi hanya difokuskan untuk pengangkutan penumpang. Namun karena jalur kereta api yang ekstrem, prasarana dan sarana yang tua, dan persaingan dengan mobil pribadi dan angkutan umum menyebabkan jalur ini terus berkurang okupansinya. Dengan ditutupnya jalur menuju Bukittinggi pada tahun 1986, berakhirlah riwayat jalur Padang Panjang hingga Bukittinggi.
Untuk mengawali program reaktivasi dalam rangka menyambut jalur kereta api Trans-Sumatra, maka bangunan permukiman yang sudah sejak 1990-an memenuhi sekitar stasiun mulai digusur sejak akhir 2017 lalu.Stasiun ini sekarang sudah memasang papan nama dengan logo baru PT KAI dan sudah direnovasi.
📸 KITLV Leiden University
Sumber: Wikipedia
Disalin dari kiriman IG Sumaterain
Tambahan di kolom komentar:
faridalfjr: Selain stasiun Bukittinggi, lanjut sekitar 2 km ada stasiun Aua Tajungkang yang lokasinya tepat di Pasar Bawah. Secara lokasi, Stasiun Aua Tajungkang lebih strategis kayanya dibanding stasiun Bukittinggi.
Baca Juga:
Stasiun KA Bukittinggi sekitar tahun 1980an
Komentar
Posting Komentar