63. Tugu Pahlawan Tak Dikenal


Cukup mengherankan, monumen lambang penaklukan tentara Pusat terhadap orang Minang (PRRI) itu tetap berdiri tegak sampai kini, berbeda dengan monumen-monumen peninggalan Belanda di Sumatera Barat yang umumnya diratatanahkan selepas Belanda hengkang dari Ranah Minang/Indonesia. [Suryadi Sunuri. Sesudut Bukittinggi selepas Bergolak]

Tugu Pahlawan Tak Dikenal, terkenal di Bukittinggi karena bentuknya yang khas, dimana memaksa orang untuk berfikir memahaminya. Sejarah pembangunan tugu ini tidak banyak yang tahu namun tulisan dari Suryadi Sunuri yang kini menjadi dosen pada salah satu universitas di Belanda memaparkan:

Foto ini kemungkinan besar dibuat setelah berakhirnya peristiwa PRRI di Sumatera Barat (sekitar 1961). Joel A. Sahim (68 thn) yang mengomentari thread Azmil itu mengatakan bahwa monumen yang berada di bagian kanan foto ini dibangun untuk memperingati kemenangan Tentara Pusat terhadap PRRI. Pengunjung lainnya, Bachtiar Iskandar (67 thn), mengatakan bahwa monument itu, yang bernama ‘Tugu Pahlawan Tak dikenal’, dibangun kurang lebih bersamaan dengan pembangunan bioskop Sovia, salah satu panggung sinema yang terkenal di Bukittinggi tahun 1970-an dan 80-an. Menurut Bachtiar biaya pembangunan tugu dan biskop itu masing 600 ribu dan 800 ribu rupiah. Foto ini mengembalikan kenangan Joel A. Sahim ketika bersekolah di SMP IV di bilangan Panorama. Seperti kebanyakan orang Minangkabau pada masa itu, beberapa anggota keluarga Joel ikut dalam gerakan PRRI. [Suryadi Sunuri. Sesudut Bukittinggi selepas Bergolak]

Sedangkan pada deskripsi tugu terdapat keterangan:

Tugu ini dibangun untuk mengenang perlawanan para pahlawan yang tak bisa dikenal secara pasti dalam menentang kolonialisme Belanda pada tanggal 5 Juni 1908.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Jend. A.H.Nasution pada tanggal 15 Juni 1963 dan diresmikan tahun 1965. Konstruksi bangunan tugu diciptakan oleh seorang seniman bernama Hoerijah Adam (1936-1971) yang meninggal akibat kecelakaan pesawat Merpati.

Tugu yang berbentuk ornamen lingkaran ular naga yang besar, diatasnya berdiri patung seorang pemuda memegang bendera, namun setelah disambar petir, patung di atasnya sudah diganti tapi tidak ada benderanya. Disisi lain tugu ini dihiasi lingkaran tembok pagar yang dipenuhi oleh relief yang menggambarkan perlawanan rakyat dalam menentang Kolonialsime Belanda untuk merebut kemerdekaan Indonesia.

Disamping deskripsi terdapat kutipan tulisan Muhammad Yamin yang berbunyi: "Pahlawan Tak Dikenal, mati luhur tak terkubur, memutuskan jiwa meninggalkan nama, menjadi awan di angkasa, menjadi buih di lautan, semerbak harumnya di udara".

Dua informasi yang disajikan dari dua zaman yang berbeda, hal ini tentu memerlukan penyidikan serta kajian yang mendalam.

Pada thaun 2017, tugu ini mengalami revitalisasi.

Baca Juga:

  1. Sesudut Bukittinggi selepas Bergolak - Suryadi Sunuri
  2. Tugu Pahlawan Tak Dikenal Bukittinggi - aroengBinang.com

Like & Follow: 

Join Our WAG: Konco Budaya
Join Our LINE Open Chat: Bukittinggi Culture, History, & Arts

Kawasa Tugu Pahlawan Tak Dikenal pada masa Kolonial Belanda

Keadaan sebelum revitalisasi

Foto-foto lain: DISINI





Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Wisma Anggrek

13. Batu Kurai Limo Jorong

Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus