Badia Badia Batuang
Disalin dari IG Info Sumbar
Badia Batuang atau ada juga yang menyebutnya dengan Badia Badia Batuang, merupakan salah satu permainan tradisional yang dahulunya terkenal dengan bunyi seperti dentuman meriam yang biasa terdengar pada malam hari di Ramadhan.
Permainan yang terbuat dari bambu tersebut biasanya dimainkan beramai-ramai oleh pemuda setempat di lapangan yang jauh dari pemukiman warga.
Batuang berarti bambu, tanaman yang satu ini sangat banyak tumbuh di kampung-kampung. Sedangkan Badia berarti bedil atau senapan, dan pengulangan kata menjadi badia badia bermakna bahwasanya ia sebuah mainan. Seperti contoh; mobil mainan menjadi mobil-mobilan (min. oto oto), rumah mainan menjadi rumah-rumahan. Lalu kenapa dinamai dengan badia badia bukan meriam-meriam? Kami sendiripun masih belum dapat jawapannya.
Badia badia batuang terbuat dari sebatang batuang dengan panjang kurang lebih 4-5 buku bambu dengan besar diameter sekitar 15 cm dan ketebalan antara 1 s/d 1.5 cm. Batuang yang dipilih biasanya tidak terlalu tua dan tidak pula terlalu muda.[1] Kemudian batuang yang dipilih dilubangi setiap ruasnya dengan menyisakan bagian pangkal. Setelah itu, dibuat sebuah lubang sebesar ibu jari pada bagian pangkal yang digunakan sebagai tempat menyulut badia badia batuang ini.[2]
Untuk memainkannya, badia-badia batuang diletakkan dengan penopang yang lebih tinggi dibagian ujungnya, persis seperti meriam asli. Kemudian bagian pangkal dimasukkan kain buruk yang disiram minyak tanah sampai tergenang. Pada bagian bawahnya dinyalakan dama togok untuk menyangai dan memanaskan. Pada tahap ini digunakan ilmu kira-kira serta uji coba, apabila sudah cukup rasanya maka dengan menggunakan sebatang batuang kecil yang dibagian ujungnya menyala api digunakan sebagai penyulut.
Bermacam-macam bunyinya, ada yang serupa kentut, ada pula yang "phoh.." seperti orang menyapa, ada juga yang keras, ada pula yang keras membahana serupa bunyi meriam asli. Sebagian kanak-kanak yang nakal, mereka menggunakan karbit sebagai pengganti minyak tanah. Hasilnya, bunyi dentuman akan jauh lebih keras dari pada menggunakan minyak tanah dan bahkan tak jarang menyebabkan batuang mereka pecah.
=================
Catatan kaki:
[1] Baca langgam.id
[2] Baca wikipedia
Komentar
Posting Komentar