Langsung ke konten utama

Perihal Alat Tenun


Alat tenun songket Minangkabau terdiri dari beberapa bagian, selain Palanta, ada bagian lain seperti Paso yang merupakan penggulung kain, selain itu paso juga dapat mengatur tegangan kain ketika sedang ditenun. Tandaian, merupakan alat penggulung benang lusi. Benang-benang yang ditenun dirapatkan menggunakan Suri.
Untuk mengatur naik turun benang lusi dipergunakan Gun atau Karo, sedangkan ketegangan benang lusi diatur oleh Pelepah Gadang. Posisi turun naik Gun diatur menggunakan Tijak-tijak. Untuk mengantur benang yang membentuk motif digunakan Lidi-lidi.

Nantikan informasi lebih banyak tentang songket hanya di Pameran Temporer Museum Adityawarman. 


Disalin dari kiriman FB Museum Adtyawarman






Komentar

Acap Dilihat

45. Stasiun Kereta Api Bukittinggi

Jenis: Peninggalan Sejarah (ODCB), Terdaftar dalam Regnas Kemendikbud Status: Dilindungi Undang Undang No.11 Th. 2010  Stasiun Bukittinggi (BKT) —dahulu dikenal sebagai Stasiun Fort de Kock —adalah stasiun kereta api nonaktif kelas II yang terletak di Tarok Dipo, Guguk Panjang, Bukittinggi . Stasiun yang terletak pada ketinggian +920 meter ini termasuk dalam Divisi Regional II Sumatra Barat . Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api Padangpanjang–Payakumbuh . Tidak seperti jalur lainnya di Sumatra Barat yang memfokuskan diri untuk pengangkutan batu bara, jalur kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut biji kopi dan tentara dari Benteng Fort de Kock di Kota Bukittinggi . [3] [4] Jalur ini sepaket dengan pembangunan jalur Padang–Sawahlunto. Jalur menuju Fort de Kock Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891. Dari Bukittinggi pembangunan dilanjut untuk menjangkau tambang emas di Payakumbuh . Jalurnya dibuka pada tang

52. Rumah Dinas Gubernur Sumatera

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Terletak di kawasan Parak Kopi atau di belakang Bioskop Sovia, di dekat Hotel Sumatera. Rumah ini sudah lama tidak ditempati. Posisinya berada dilerang bukit dan menghadap ke Ngarai Sianok. Apabila kita melayangkan pandangan di depan rumah maka akan tampak di bawah sana Jalan. Panorama, Museum Tri Daya Eka Dharma, Taman Panorama dan Lubang Japang, serta Ngarai Sianok. Menurut beberapa sumber, rumah ini merupakan Rumah Dinas Tengku Muhammad Hasan Gubernur Sumatera [1] pada awal kemerdekaan. Di rumah inilah salah satu kepingan sejarah Republik Indonesia terjadi, yaitu rapat dari tokoh republik pada tanggal 19 Desember tahun 1948. Rapat tersebut berkaitan dengan jatuhnya Ibu Kota Republik Indonesia Jogjakarta serta serangan yang sedang menghujam Bukittinggi semenjak pagi. Serta kemungkinan para pemimpin republik yang ditangkap serta belum adanya informasi terkait hal ter

10. PPKD Kota Bukittinggi

 Dokumen Pokok Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kota Bukittinggi disusun pada tahun 2018. Klik pada judul untuk menuju ke berkas dimaksud: Dokumen PPKD Kota Bukittinggi Bukittinggi-Latar Belakang Budaya (1) Bukittinggi-Latar Belakang Budaya [2] Bukittinggi - Sejarah Singkat Wilayah Admnistrasi Bukittinggi - Wilayah Admnistrasi Data Objek Pemajuan Kebudayaan

72. Rumah Wakidi

  Wakidi lahir di Plaju, Palembang, Sumatra Selatan, sekitar tahun 1889. Orang tuanya orang Jawa yang berasal dari Semarang, kemudian mereka bekerja di Plaju, Sumatra. Sejak kecil Wakidi senang melukis dan semakin berkembang bakatnya itu ketika tahun 1903 Wakidi bersekolah di   Kweekschool   (sering disebut Sekolah Raja - sekolah guru) Bukit Tinggi. Di sekolah ini Wakidi mulai serius belajar melukis dengan bimbingan guru, terutama ia melukis tema-tema pemandangan alam, seperti: ngarai, sawah, gunung, dan sungai. Wakidi lulus tahun 1908 dan mulai mengajar di sana. Ia juga mengajar di INS Kayu Tanam pada tahun 1940-an dan sejak kemerdekaan tahun 1949 ia mengajar di sekolah menengah di Bukit Tinggi.

41. Penjara Lama

Sumber: Tropen Museum No Registrasi Nasional:  PO2016052000025 Dilindungi oleh UU No.11 tahun 2010 Lembaga Pemasyarakatan (LP) Bukittinggi merupakan salah satu bangunan atau komplek bangunan tertua di Bukit Tinggi (komplek bangunan tua lainnya ialah Komplek Benteng de Kock-1826 dan Komplek Militer-1860an), dibangun sekitar tahun 1864. Sebelum pembangunan tahun 1864, penjara ini sudah ada namun dengan kondisi seadanya, terbuat dari kayu dan digunakan untuk menahan Mujahid Paderi.  Pada tahun 1990an bangunan penjara ini tidak lagi difungsikan dan dipindahkan ke LP Biaro yang berjarak sekitar 8 Km dari pusat kota Bukittinggi.

Kunjungan Murid SMA PGRI Pakan Baru

Pada hari Ahad tanggal 5 Februari 2017, Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta mendapat kunjungan dari murid-murid SMA PGRI Pekan Baru. Gambar Selengkapnya: Halaman Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta Like & Follow:  Bukittinggi Culture, History, & Arts Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta Museum Rumah Adat Nan Baanjuang Peninggalan Sejarah Bukittinggi Join Our Group: Bukittinggi Culture, History, & Arts Follow Our Instagram: Bukittinggi Culture, History, & Arts Join Our WAG: Konco Budaya

Revitalisasi RANB-2020

Foto: Halaman Museum Rumah Adat Nan Baanjuang Museum Rumah Adat nan Baanjuang (RANB) tengah mengalami revitalisasi. Bangunan museum dibangun semenjak masa Belanda. Hingga kini masih tegak berdiri.