Langsung ke konten utama

Data Objek Pemajuan Kebudayaan

Ilustrasi: https://bartelegallery.com

 

Manuskrip

 

Terdapat beberapa manuskrip yang berada di Kota Bukittinggi, kesemuanya tersimpan di Museum Rumah Adat Nan Baanjuang Kota Bukittinggi:

1.        Mushaf Al Qur’an Lama

2.        Mushaf Al Qur’an Biasa

3.        Kitab Nahwu

4.        Kitab Syaraf

 

Tradisi Lisan


Tradisi lisan di Kota Bukittinggi dilestarikan oleh Etnis Minangkabau dengan bentuk hikayat dan legenda yang berkembang dalam bentuk curaian di tengah-tengah masyarakat. Diantaranya ialah:

1.        Batu Kurai Limo Jorong

2.        Batu Si Kati Muno

3.        Kaba Magek Manandin

4.        Kaba Puti Bungsu

5.        Kaba Rambun Pamenan

6.        Kaba Malin Deman dengan Puti Bungsu

7.        Panitahan

8.        Tambo Nagari Kurai

 

Adat Istiadat

 

Adat Istiadat yang masih diselenggarakan di Kota Bukittinggi ialah:

1.     Perkawinan

2.     Manjapuik marapulai

3.     Maanta piriang

4.     Khatam Kaji (Khatam Qur’an)

5.     Akikah

6.     Turun mandi

7.     Maanta Paja

8.     Mambadak paja

9.     Tradisi Balimau (menjelang bulan ramadhan)

10.  Tradisi Hari Rayo Anam (8 Syawal)

11.  Manta Pabukoan

12.  Manjalang ka rumah mintuo

13.  Batagak Pangulu

14.  Hari Rayo Anam

15.  Balimau

16.  Makan Bajamba

 

Ritus

1.  Upacara Pernikahan adat kurai limo jorong (kaba elok nan baimbauan)

2.  Upacara kematian (kaba buruak nan baambauan) namonyo malang iyo sakijok mato, mujua bahari-hari.

3.  Makan Bajamba

4.  Babulak Tando merupakan acara bertukar benda berharga antara dua keluarga dari calon pengantin. Sering disamakan dengan bertunangan namun pada hakikatnya berbeda.


Pengatahuan Tradisional

Pengetahuan tradisional yang terkenal di Kota Bukittinggi ialah:

1.  Kepandaian membuat kerupuk dari ubi yang dikenal dengan Karupuak Sanjai. Keahlian ini dikembangkan oleh masyarakat dari Kampung Sanjai yang pada masa sekarang kepandaian tersebut telah menyebar ke beberapa wilayah di Minangkabau.

2.  Kepandaian meramu kopi yang khas, dikembangkan oleh penduduk di Kampung Bukik Apik. Kopi hasil olahan penduduk Kampung Bukik Apik dikenal dengan nama Kopi Bukik Apik.

3.  Keahlian membuat bordir kerancang yang semula dikembangkan di Kampung Sarojo.

4.  Keahlian membuat rendang

5.  Keahlian membuat aneka macam gulai

6.  Keahlian membuat dendeng, yang terkenal ialah dendeng batokok.

7.  Kepandaian membuat gula gula (permen) dari gula enau yang dikenal dengan nama Gulo gulo Tarah.

 

Teknologi Tradisional

Teknologi tradisional di Kota Bukittinggi meliputi:

1.  Penggiat Bendi (Membuat bagian-bagian/ kerangka tertentu dari Bendi)

 

Seni

Seni terdiri dari seni musik, tari, rupa, pertunjukan, kerajinan, media:

1.        Tari Piring

2.        Tari Pasambahan/ Galombang

3.        Tari Bagurau

4.        Tari Panen

5.        Tari Payuang

6.        Tari Alang Babega

7.        Tari Ulua Ambek

8.        Tari Indang

9.        Tari Rantak

10.     Tari Buai Anak

11.     Tari Kreasi

12.     Randai

13.     Saluang (Darek)

14.     Rabab (Pasisia)

15.     Tambua Tansa/ Gandang Tambua

16.     Bansi

17.     Sarunai

18.     Rapa’i (Sejenis rebana berukuran kecil)

19.     Gandang Katindiak

20.     Talempong

21.     Pupuik

22.     Gambus

23.     Kerajinan Logam

24.     Seni Lukis dan Seni Rupa


Bahasa

Bahasa yang berkembang dan digunakan di Kota Bukittinggi ialah Bahasa Minangkabau. Namun masing-masing nagari di Luhak Agam memiliki dialek khas tersendiri yang menjadi ciri khas mereka ketika bergaul dan bertemu dengan orang berbeda nagari. Secara umum dalam penggunaan Bahasa Minangkabau di Bukittinggi dialek Agam banyak digunakan.

Bahasa lain yang sudah tidak dipakai lagi ialah Bahasa Melayu yang merupakan bahasa tulis di Minangkabau. Sudah menjadi tradisi di Minangkabau bahwa apabila bercakap menggunakan Bahasa Minangkabau sedangkan menulis menggunakan Bahasa Melayu.

Kemudian juga terpelihara dan berkembang sastra lisan berupa pasambahan, panitahan, pantun, dan gurindam.

Bahasa Melayu sebagai bahasa tulis pernah menjadi kearifan lokal di Minangkabau. Koran serta buku yang pernah terbit di Minangkabau menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa tulis. Demikian juga dalam komunikasi surat menyurat, baik resmi maupun surat pribadi. Pada masa sekarang, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi surat-menyurat digantikan dengan panggilan telfon serta diberlakukannya standarisasi dalam surat-menyurat resmi maka penggunaan Bahasa Melayu mulai jarang dipakai.

 

Permainan Rakyat

Permainan rakyat yang dimainkan di Kota Bukittinggi ialah:

1.        Alang-alang (layang-layang)

2.        Main galah

3.        Sepak tekong

4.        Mancik mancik an

5.        Lakon semba

6.        Gasiang (gasing)

7.        Badia badia batuang

8.        Badia badia kayu

9.        Badia badia (dari pelepah pisang)

10.     Tembak tembak an

11.     Kasti

12.     Genggong (kampar)

13.     Katapel

14.     Siluncua

15.     Oto oto kayu

16.     Oto oto batuang

17.     Kalereng

18.     Kalele atau Patok Lele

19.     Alek alek an (masak masakan)

20.     Kudo kudoan (dari pelepah pisang)

21.     Tali puta

22.     Potok kalereng 

 

Olahraga Tradisional

1.  Silek Minangkabau,

2.  Pacu kudo di lapanngan bukik ambacang, pacu bugih lamo“Hitam bakilek kudo balang Pasangan bendi bugih lamo Urang maliek lai sanang Konon kok pulo urang nan punyo Urang maliek lai sanang Konon kok pulo urang nan punyo”

3.   Sepak Rago, Permainan ini menggunakan bola yang terbuat dari rotan seukuran bola kaki. Para pemain ialah lelaki dan biasa dimainkan di gelanggang permainan. Para pemain akan berdiri membentuk lingkaran dan mulai memainkan bola yang dikenal dengan nama "rago" sambil mempertontonkan keahlian dalam mempermainkan bola dengan kakinya. Kemudian bola akan dioper secara bergantian ke pemain lain. Pemain yang tidak berhasil mempertahankan "rago" dikakinya merupakan yang kala.


Disalin dari Dokumen PPKD Kota Bukittinggi 2018, Lampiran halaman:  14-19

Komentar

Acap Dilihat

Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira

Halo Sahabat Budaya!!! Tahukah kalian kalau di wilayah Kecamatan Banda  [Kabupaten Maluku Tengah, Maluku] banyak terdapat rumah pengasingan bagi tokoh-tokoh politik Indonesia pada zaman penjajahan Belanda? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu rumah pengasingan yang ada, yaitu rumah pengasingan Bung Hatta. Simak penjelasan di flyer bawah. Disalin dari IG BPCB Malut

Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus

  SDN06BatamKota | Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin. Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan. Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air. Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ketika  sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar. Dia begitu gembira. “Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus. Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual,"ujarnya membatin. Lalu, ia pun menjongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu. Namun, lama-kelamaan, nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu. Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus yang tid

20. Sekolah MULO (SMP N 3&4 Bukittinggi)

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Bangunan SMP 3 dan 4 atau dahulu merupakan SMP 2 berada di Jalan Panorama, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang . Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala sekolah, bangunan sekolah ini merupakan Sekolah MULO (sekolah menengah) pada masa Kolonial Belanda. Hingga tahun 1945 bangunan ini masih difungsikan sebagai sekolah menengah oleh pemerintah Indonesia. Setelah sekolah menengah di tiadakan kemudian pada tahun berikutnya beralih fungsi sebagai tempat percetakan "Oeang Republik Indonesia (ORI)". 

Perempuan Minang

Perempuan Melayu yang merdeka Berkuasa atas harta pusaka Menjadi tuan dalam keluarga Dimuliakan dalam Syari'at Diagungkan dalam Adat Perempuan Minang Baju kurung marwah dijaga Tak ada konde melainkan hijab ianya Jayalah Minang Jayalah Melayu Jayalah Islam April 2018

Pelestarian Rumah Dinas Gubernur Sumatera

@bukittinggimediacenter - Walikota Bukittinggi, Erman Safar hadiri Rapat Koordinasi bersama Menko Polhukam Mahfud MD dan pejabat utama tujuh kementerian serta bupati, walikota, dan Gubernur Sumatera Barat, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (23/3/2021). Pertemuan tersebut dalam rangka pembahasan finalisasi draft Instruksi Presiden mengenai percepatan pembangunan Monumen dan Tugu bersejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Secara historikal dan sejarah PDRI tersebar di beberapa Kota dan Kabupaten di Sumatera Barat. Menurut Erman, dalam proses finalisasi draft Instruksi Presiden tersebut dirinya mengusulkan beberapa titik lokasi bukti sejarah bahwa Kota Bukittinggi mengambil peran besar terbentuknya PDRI. "Salah satunya rumah bekas Gubernur Sumatera Tengah dimasa itu, Tengku Mohd. Hasan yang pernah digunakan sebagai tempat penetapan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai Ketua PDRI" Ujar @ermansafar. Rumah tersebut, menurut Erman, memiliki nilai sej

Pabukoan

Kata Minang Klasik berikutnya ialah 'Pabukoan' merupakan kata 'buko' atau buka yang diberi awalan dan akhiran 'pa-an'. 'Pabukoan' merujuk pada hidangan yang disantap ketika berbuka puasa. Pada masa dahulu hidangan berbuka puasa atau 'pabukoan' tidak dijual seramai sekarang. Zaman dahulu - tatkala waktu Magrib masuk sebagai tanda berbuka puasa - kebanyakan orang langsung menyantap hidangan nasi beserta lauk pauknya, hanya beberapa yang memutuskan untuk shalat terlebih dahulu. Hidangan seperti kolak disantap ketika pulang dari surau menunaikan Tarawih.

Bukittinggi - Wilayah Admnistratif

  Ilustrasi: http://www.bukittinggikota.go.id/ Kota Bukittinggi merupakan kota terbesar ke-2 di Sumatera Barat setelah Kota Padang. Terletak di daratan tinggi Minangkabau tepatnya di Lembah Agam yang dikelilingi oleh Pegunungan Bukit Barisan dan diapit oleh Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Memiliki luas kurang lebih 25. 239 Km 2 dengan ketinggian 909-941 m di atas permukaan laut, serta dengan suhu udara berkisar antara 17.1 C s/d 24.9 C dengan iklim udara yang sejuk. Memiliki letak strategis yang merupakan segitiga perlintasan menuju ke utara, timur, dan selatan Pulau Sumatera. Kota Bukittinggi merupakan bagian dari kesatuan wilayah kebudayaan Luhak Agam dimana lokasi Kota Bukittinggi terletak di Nagari Kurai Limo Jorong, suatu satuan pemerintahan terendah dalam federasi Minangkabau. Luhak Agam berbeda dengan Kabupaten Agam baik dari segi komposisi wilayah maupun administrasi pemerintahan.

2. Sejarah\6.Koran Lama

 Klik pada judul untuk menuju kiriman dimaksud: Bintang Timoer Pelipoer Hati El Adab Djauharah Majalah  Al Moenir Pengantar Perdamaian Majalah Pengetahuan Majalah Sumatera Majalah Pemimpin Nagari Majalah Iqbaloel Haq Majalah Oetoesan Andalas Majalah Penoentoen Perjoeangan Surat Kabar Inshaf Majalah Matoea Saijo Majalah Raya Berita Koerai No.2 Th 1940 Buku: Buku "Mata Penghidoepan" Cetakan I, yang disusun oleh Bachtiar Al Aminy dan dicetak di Fort de Kock (Bukittinggi, Sumatera Barat .

Bioskop Lintas Generasi di Kota Bukittinggi itu bernama Bioskop Eri

Bioskop Eri, salah satu bioskop legendaris yang ada di Kota Bukittinggi. Bioskop yang menjadi primadona pada tahun 80an hingga 90an ini masih aktif hingga saat ini meskipun berada pada titik nadir perjalanannya. Saat ini Bioskop Eri hanya buka pada waktu-waktu tertentu dengan stok film jadul yang masih diputar dengan tiket murah meriah.

Bung Hatta meninjau proyek pembangunan Gelanggang Olahraga

  Setelah Pekan Olahraga Nasional Pertama (PON I) tanggal 9 - 12 September 1948 Sukses. Indonesia kembali menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke II di Jakarta pada tanggal 21 Oktober-28 Oktober 1951. Sebelum penyelenggaraan dilangsukan Wakil Presiden Moh. Hatta bersama Ketua PON ke-2 Dr. Halim, Sekretaris Jenderal Kementerian Penerangan RI Roeslan Abdulgani, dan beberapa wartawan mengunjungi area lahan pembangunan Stadion Nasional di Lapangan Merdeka, Jakarta.