Langsung ke konten utama

Lomba Edukasi Publik Museum Adityawarman

Museum Adityawarman mengadakan Lomba Edukasi Publik, kegiatan lomba dilaksanakan secara daring (online) dengan media sosial. Lomba terdiri dari Lomba Piktogram, Lomba Animasi Karakter Arca Bhairawa, Lomba Video Pendek Kenangan, Lomba Photo Lama, dan Lomba Mengambar Koleksi. Peserta lomba harus memiliki media sosial FB (Facebook) dan IG (Instagram) kecuali Lomba Mengambar Koleksi cukup FB.

Karya mulai di posting di media sosial mulai 23 Sept – 23 Okt 2020. Penilaian akhir lomba hingga 25 Oktober 2020 oleh juri dan Pengumuman hasil Lomba 27 Oktober 2020.

Persyaratan Umum :
1. Lomba tidak dipungut biaya.
2. Karya asli milik sendiri bukan karya orang lain.
3. Tidak boleh menambahkan tulisan atau gambar dari produk komersil.
4. Karya tidak boleh mengandung unsur SARA dan Politik.
5. Karya di posting di IG dengan tagar #museumadityawarman dan Facebook milik sendiri dengan tag (tautan) 100 teman Fb, kecuali Lomba Gambar Koleksi cukup hanya di FB (boleh milik orangtua).
6. Hasil postingan di screenshot atau screen capture dan dikirim ke email : hai@museumadityawarman.org dan lombamuseumadityawarman@gmail.com dengan melampirkan Nama; Alamat; Photo KTP/Kartu Pelajar; dan Nomor WA/HP.
7. Total hadiah 60 juta rupiah dengan masing-masing lomba mendapatkan hadiah 1 sebesar Rp. 5.000.000,-; hadiah 2 sebesar Rp. 4.000.000,-; dan hadiah ke 3 sebesar Rp. 3.000.000,-. (termasuk pajak).

Untuk informasi silakan IG @museumadityawaran atau narahubung : Mega (085261196735) dan Yuni (081372869663). Terima kasih. 

Lomba Menggambar Koleksi Museum,

1. Peserta khusus dari Sekolah Dasar dari seluruh Indonesia.
2. Peserta harus membuat photo proses menggambar sebelum gambar selesai dibuat dan photo hasil gambar kemudian photo diposting ke Facebook dengan tautan (tag) 100 teman dengan judul Lomba Mengambar Koleksi Museum (Fb boleh menggunakan milik orang tua).
3. Gambar dibuat di kertas dengan ukuran A4.
4. Menggunakan alat gambar pensil warna atau crayon.
5. Koleksi yang digambar Arca Bhairawa di Museum Adityawarman atau Rumah Gadang Minangkabau di Museum Adityawarman.
Informasi lebih lengkap hubungi Instagram @museumadityawarman. Terima kasih

Lomba Video Pendek Kenangan, peserta memposting video lama yang mengambarkan latar belakang di area Museum Adityawarman dengan durasi 5 - 20 menit. Video di posting di facebook dengan tag (tautan) 100 teman dan Instagram dengan tagar #museumadityawarman. Dengan tambahan judul Lomba Video Pendek Kenangan dan penjelasan singkat video. Informasi lengkap di IG @museumadityawarman. Terima kasih

Lomba Animasi Karakter Arca Bhairawa, peserta membuat animasi dengan karakter Arca Bhairawa.
1. Ketentuan gambar harus mencerminkan seluruh bentuk arca.
2. Dimensi ukuran animasi dalam satu halaman kertas ukuran A.4
3. Gambar dibuat empat sisi (nampak depan, samping kanan, samping kiri, dan belakang).
4. Boleh menggunakan berbagai media aplikasi untuk membuat gambar.
5. Karya diposting dengan judul Lomba Animasi dan penjelasan gambar di Facebook milik sendiri dengan tag (tautan) 100 teman dan Instagram dengan tagar #museumadityawarman, hasil postingan di screenshot atau screen capture dikirim ke email : hai@museumadityawarman.org dan lombamuseumadityawarman@gmail.com. Informasi silakan hubungin instagram @museumadityawarman terima kasih.

Lomba Foto Lama, peserta lomba memposting foto lama yang mengambarkan latar belakang di area Museum Adityawarman. Photo di posting di facebook dengan tag (tautan) 100 teman dan Instagram dengan tagar #museumadityawarman kemudian di screenshot atau screen capture kirim ke email hai@museumadityawarman.org dan lombamuseumadityawarman@gmail.com. Dengan tambahan judul Lomba Foto Lama dan penjelasan singkat foto di FB dan IG. Informasi lengkap di ig @museumadityawarman. Terima kasih

Lomba Piktogram, peserta membuat Piktogram atau simbol mengambarkan bangunan yang ada Museum, ada 20 simbol yang harus dibuat yaitu :
1. Mushola
2. Ruang Pamer Utama
3. Ruang Pamer Temporer
4. Arca Bhairawa
5. Perpustakaan
6. Cafetarian
7. Toilet
8. Studio Mini
9. Ruang Menyusui
10. Auditorium
11. Bangunan Rangkiang
12. Pos Keamanan
13. Ruang Kantor
14. Monumen Pesawat
15. Toilet Disabilitas
16. Kolam Ikan
17. Arena Bermain Anak
18. Tempat Parkir
19. Pos Karcis
20. Tugu Monumen
Karya di posting di Facebook dan Instagram, hasilnya di screenshot atau screen capture dan dikirim Ke email hai@museumadityawarman.org dan lombamuseumadityawarman@gmail.com. Informasi lengkap bisa hubungi ig @museumadityawarman. Terima kasih.


Komentar

Acap Dilihat

Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus

  SDN06BatamKota | Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin. Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan. Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air. Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ketika  sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar. Dia begitu gembira. “Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus. Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual,"ujarnya membatin. Lalu, ia pun menjongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu. Namun, lama-kelamaan, nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu. Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus yang tid

39. Los Saudagar

Los Saudagar atau Lorong Saudagar atau masyarakat Bukittinggi dan Agam juga mengenalnya dengan nama Balakang Pasa ialah komplek bangunan ruko peninggalan kolonial yang masih bertahan di Bukittinggi. Pada gempa tahun 2006, sebagian besar dari bangunan ruko disini hancur dan hanya menyisakan puing-puing. Kini hanya sebagian kecil dari bangunan yang masih bertahan. Komplek bangunan ini telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional dengan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 dengan Nomor  Nomor PM.05/PW.007/MKP2010 . ====================== Di sebelah timur terdiri dari blok-blok bangunan berjajar yang dinamakan dengan `belakang pasar` yang dibangun pada tahun 1917 (berdasarkan yang tertera pada salah satu bangunannya). Blok ruko pada daerah ini menjual barang¬barang kodian, minyak tanah, minyak goreng dan kapuk. Jalan diantara deretan blok bangunan ini dikenal dengan nama Jalan Saudagar dan Jalan Kumango, yaitu tempat menjual barang-barang kelontong. Deretan blo

Tingkuluak #10

Tingkuluak merupakan salah satu Hijab perempuan Minangkabau selain Lilik . Penggunaan tingkuluak menjadi bagian dari pakaian adat. Seperti dikenal namanya 'Tingkuluak Tanduak'.  Bentuk Tingkuluak bermacam-macam, ada yang sekadar membungkus kepala sehingga rambut perempuan tidak kelihatan. Namun ada juga yang menutup hingga ke bahu serta ada pula yang mencapai dada. Seperti Tingkuluak Koto Gadang.

20. Sekolah MULO (SMP N 3&4 Bukittinggi)

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Bangunan SMP 3 dan 4 atau dahulu merupakan SMP 2 berada di Jalan Panorama, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang . Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala sekolah, bangunan sekolah ini merupakan Sekolah MULO (sekolah menengah) pada masa Kolonial Belanda. Hingga tahun 1945 bangunan ini masih difungsikan sebagai sekolah menengah oleh pemerintah Indonesia. Setelah sekolah menengah di tiadakan kemudian pada tahun berikutnya beralih fungsi sebagai tempat percetakan "Oeang Republik Indonesia (ORI)". 

Lilik #9

Hijab memiliki banyak bentuk dan nama, sesuai dengan kebudayaan masyarakat yang memakainya. Hijab sendiri merupakan kata yang terdapat dalam Al Qur'an [1] dan Jilbab merupakan suatu kata yang populer dimasa Orde Baru. [2] Buya Hamka menerjemahkan Hijab dan Khimar sebagai 'selendang' atau ada juga yang mengatakan beliau menerjemahkannya sebagai 'Kudung' yang berarti 'Kerudung' [3]. Singkat kata, Hijab merupakan kata Syari'at yang merupakan suatu konsep tentang bagaimana seorang perempuan (muslimah) dalam menutupi salah satu auratnya. Sedangkan dalam ranah kebudayaan dikenal berbagai nama dan bentuk seperti; niqab, burqa, chadar (cadar), hijab, [4] dan lain sebagainya.

Bioskop Lintas Generasi di Kota Bukittinggi itu bernama Bioskop Eri

Bioskop Eri, salah satu bioskop legendaris yang ada di Kota Bukittinggi. Bioskop yang menjadi primadona pada tahun 80an hingga 90an ini masih aktif hingga saat ini meskipun berada pada titik nadir perjalanannya. Saat ini Bioskop Eri hanya buka pada waktu-waktu tertentu dengan stok film jadul yang masih diputar dengan tiket murah meriah.

Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira

Halo Sahabat Budaya!!! Tahukah kalian kalau di wilayah Kecamatan Banda  [Kabupaten Maluku Tengah, Maluku] banyak terdapat rumah pengasingan bagi tokoh-tokoh politik Indonesia pada zaman penjajahan Belanda? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu rumah pengasingan yang ada, yaitu rumah pengasingan Bung Hatta. Simak penjelasan di flyer bawah. Disalin dari IG BPCB Malut

55. Janjang Gantuang

No. Registrasi Nasional:  PO2016072200273 Dilindungi UU No.11 Th. 2010 Janjang Gantuang sesunguhnya merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan Pasa Lereng dengan Pasa Bawah & Pasa Aua Tajungkang. Tepat disebelahnya terdapat sebuah janjang lain yang bernama Janjang Tigo Baleh. Janjang Tigo Baleh sempat ditiadakan (tidak dapat tahun pasti) dan pada tahun 2017 dilakukan revitalisasi dengan membuat janjang baru di lokasi persis Janjang Tigo Baleh berada. Janjang baru mengambil bentuk berbeda, namun diberi nama sama.

Bukittinggi masa Agresi Belanda II

SERANGAN DIKOTA BUKITTINGGI 19 DESEMBER 1948- Pada masa Perang Kemerdekaan, Bukittinggi dijuluki sebagai “ Ibu Kota Kedua Republik Indonesia”  Selama beberapa bulan, pada tahun 1947 Wakil Presiden RI berkedudukan di kota ini. Dari Bukittinggi, Wakil Presiden memimpin dan menggendalikan  pemerintahan dan perjuangan untuk seluruh Sumatera.