Langsung ke konten utama

2nd INTERNATIONAL FORUM ON SPICE ROUTE - 21s/d24 September 2020


2nd INTERNATIONAL FORUM ON SPICE ROUTE
21-24 September 2020

Celebrating Diversity and Intercultural Understanding through ‘Spice Route’ as one of the World's Common Heritage 

DAY 1

Monday, 21 September
10.00 - 11.00 am

Opening Remarks
Hilmar Farid, Ph.D
Director General of Culture, Ministry of Education and Culture.

Keynote Speech
Dr. Hassan Wirajuda
Chairman of Negeri Rempah Foundation

11.00 - 12.00 am
Public Lecture
Climate Change Issues in Spice Route
Prof. Jatna Supriatna, M.Sc., Ph.D
Chairman of Research Center for Climate Change (RCCC), University of Indonesia
(in Bahasa Indonesia)

13.00 - 14.55 pm
Panel Discussion
Redefining the Spice Route through Socio-Cultural Interconnectivity
Prof. Dr. Iwan Pranoto (Institut Teknologi Bandung) • Prof. Dr. Hilman Latief* (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) • Dr. Dedi S. Adhuri (LIPI)
(in Bahasa Indonesia)

15.00 - 17.00 pm (UTC +7)
Public Talk
An Afternoon with the Diplomats
HE. Yasoja Gunasakera (Ambassador of Sri Lanka) • HE. Radeep Kumar Rawat (Ambassador of India) • Dr. Hassan Wirajuda • Dr. Pribadi Sutiono  

DAY 2

Tuesday, 22 September
(all sessions will be delivered in English)

09.00 am (UTC +7)
Opening Remarks
Dr. Restu Gunawan
Director of Directorate of Culture Development and Utilization, Ministry of Education and Culture.

09.05 - 10.00 am (UTC +7)
Public Lecture
Wawan Sujarwo, Ph.D.
Indonesian Institute of Sciences (LIPI) / the Ethnobiological Society of Indonesia (PMEI)

10.00 - 12.00 am (UTC +7)
Panel Discussion
Spice Route: A Southeast Asian Perspective
Ariel C. Lopez, Ph.D. (Asian Center, University of the Philippines) • Prima Nurahmi Mulyasari, MA. (Indonesian Institute of Sciences (LIPI) • Marina Kaneti Ph.D. (Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapore) • Dewi Kumoratih (Negeri Rempah Foundation / Bina Nusantara University)

13.00 - 15.00 pm (UTC +7)
Panel Discussion
Revisiting 'Spice Route' through Space and Time (1)
Prof. Dr. Vishva Nath Attri* (Indian Ocean Studies, Indian Ocean Rim Association) • Azad Hind Nanda, Ph.D. (Nalanda University, India) • Maulana Ibrahim, Ph.D. (Khairun University, Ternate, Indonesia)

*tbc

15.00 - 17.30 pm (UTC +7)
Panel Discussion
Revisiting 'Spice Route' through Space and Time (2)
Dr. Annabel Teh Gallop, FBA. (British Library, UK) • Tom Hoogervorst, Ph.D. (Leiden University, the Netherlands) • Dave Lumenta, Ph.D. (Department of Anthropology, University of Indonesia) 

DAY 3

Wednesday, 23 September
(all sessions will be delivered in Bahasa Indonesia)

08.45 - 09.30 WIB
One-on-One Interview
Di Timur Matahari Mulai Bercahya
Letjen TNI (Purn) Dr. Nono Sampono (Wakil Ketua DPD RI) • Kaisar Akhir (Ketua Maritim Muda Nusantara)

09.30 - 12.00 WIB
Public Talk
Sungai: Urat Nadi Kemaritiman
Dr. Junus Satrio Atmodjo (Yayasan Negeri Rempah) • Ratna Dewi (Seloko Institut / WWF Jambi) • M. Ridwan Alimuddin (Ekspedisi Bumi Mandar - Perahu Pustaka)• Widjanarka Arka (Universitas Palangkaraya) • Tjahyo Suprayogo (Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca)

13.00 - 15.00 WIB
Public Talk
Warisan Laut Nusantara

I Gusti Putu Ngurah Sedana (Museum Samudera Raksa) • Drs. Siswanto, MA. (Museum Nasional) • Dicky Soeria Atmadja (ICOMOS Indonesia) • Edy Setijono (TWC Borobudur) • Irfan Nugraha, M.Han. (Yayasan Negeri Rempah, Universitas Indonesia)


13.00 - 16.00 WIB

Public Talk

Menjawab Tantangan atas Peluang Industri Maritim di Masa Depan

Kaisar Akhir (Ketua Maritim Muda Nusantara) • Kocu Andre Hutagalung (CEO IndonesiaRe) • Ibrahim Kholilul Rochman (Samudera Indonesia Research Initiative)  • Prof. Dr. Rokhmin Dahuri (Institut Pertanian Bogor) • Dr. Safri Burhanuddin (Kemenko Kemaritiman dan Investasi) 

15.00 - 17.30 WIB
Public Talk
Jalur Rempah dan Potensi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Dr. Jajang Gunawijaya (Lembaga Pengembangan dan Penelitian Sosial Politik, Universitas Indonesia) • Prof. Dr. Dietrich G. Bengen (Institut Pertanian Bogor) • Isyak Meirobi, M.Si. (Wakil Bupati Belitung) 

DAY 4

Thursday, 24 September
(all sessions will be delivered in Bahasa Indonesia)

09.00 - 12.00 WIB
Public Talk
Menakar Kekuatan UMKM Berbasis Rempah-Rempah di Penjuru Indonesia
Dr. Thukul Rameyo Adi (Kemenko Kemaritiman dan Investasi) • Agus Saptono (Konsul Jenderal RI, Mumbai, India) • Effiati Aryoko (Asosiasi UMKM Kosmetik Herbal) • Peter Wijayanto (Palem Mustika) • Yanuardi Syukur, M.Si. (Yayasan Negeri Rempah, Founder Rumah Produktif Indonesia)

13.00 - 15.00 WIB
Public Talk
Jalur Rempah = Peluang Industri Jamu Indonesia? (1)
Prof. Dr. Sujiwo Pramono (Dewan Rempah Indonesia) • Dr. Hardadi Airlangga (Ketua Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama) • Prof. Dr. Asep Suganda (Dewan Rempah Indonesia) • Apt. Fitriana Hayyu Arifah, S.Farm (Perhimpunan Masyarakat Etnobotani Indonesia)

15.00 - 17.30 WIB
Public Talk
Jalur Rempah = Peluang Industri Jamu Indonesia? (2)
Rahman Sarwono (Jamu Borobudur) • Sigit Ismayanto (Asosiasi UMKM Jamu) • Nuning S. Barwa (Dewan Rempah Indonesia) • Nova Dewi Setiabudi (Suwe Ora Jamu) • Joni Yuwono (Acaraki) • Sari Wulandari, M.Sn. (Yayasan Negeri Rempah, Universitas Bina Nusantara)

16.00 - 17.30 WIB
Sharing Session
Uang dari Masa ke Masa
Puji Harsono (pakar numismatik) • JJ Rizal (sejarawan) • Winarni Soewarno (Museum Bank Indonesia) • Irfan Nugraha, M.Han. (Yayasan Negeri Rempah, Universitas Indonesia) 

-----

IFSR is an initiative of Negeri Rempah Foundation and brought to you by the support of the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia.

Registrasi: bit.ly/IFSR2020

Disalin dari WAG: Serambi Sore Hari

 Like & Follow: 

Join Our WAG: Konco Budaya
Join Our LINE Open Chat: Bukittinggi Culture, History, & Arts

Komentar

Acap Dilihat

Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus

  SDN06BatamKota | Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin. Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan. Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air. Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ketika  sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar. Dia begitu gembira. “Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus. Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual,"ujarnya membatin. Lalu, ia pun menjongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu. Namun, lama-kelamaan, nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu. Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus yang tid

39. Los Saudagar

Los Saudagar atau Lorong Saudagar atau masyarakat Bukittinggi dan Agam juga mengenalnya dengan nama Balakang Pasa ialah komplek bangunan ruko peninggalan kolonial yang masih bertahan di Bukittinggi. Pada gempa tahun 2006, sebagian besar dari bangunan ruko disini hancur dan hanya menyisakan puing-puing. Kini hanya sebagian kecil dari bangunan yang masih bertahan. Komplek bangunan ini telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional dengan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 dengan Nomor  Nomor PM.05/PW.007/MKP2010 . ====================== Di sebelah timur terdiri dari blok-blok bangunan berjajar yang dinamakan dengan `belakang pasar` yang dibangun pada tahun 1917 (berdasarkan yang tertera pada salah satu bangunannya). Blok ruko pada daerah ini menjual barang¬barang kodian, minyak tanah, minyak goreng dan kapuk. Jalan diantara deretan blok bangunan ini dikenal dengan nama Jalan Saudagar dan Jalan Kumango, yaitu tempat menjual barang-barang kelontong. Deretan blo

20. Sekolah MULO (SMP N 3&4 Bukittinggi)

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Bangunan SMP 3 dan 4 atau dahulu merupakan SMP 2 berada di Jalan Panorama, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang . Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala sekolah, bangunan sekolah ini merupakan Sekolah MULO (sekolah menengah) pada masa Kolonial Belanda. Hingga tahun 1945 bangunan ini masih difungsikan sebagai sekolah menengah oleh pemerintah Indonesia. Setelah sekolah menengah di tiadakan kemudian pada tahun berikutnya beralih fungsi sebagai tempat percetakan "Oeang Republik Indonesia (ORI)". 

Bioskop Lintas Generasi di Kota Bukittinggi itu bernama Bioskop Eri

Bioskop Eri, salah satu bioskop legendaris yang ada di Kota Bukittinggi. Bioskop yang menjadi primadona pada tahun 80an hingga 90an ini masih aktif hingga saat ini meskipun berada pada titik nadir perjalanannya. Saat ini Bioskop Eri hanya buka pada waktu-waktu tertentu dengan stok film jadul yang masih diputar dengan tiket murah meriah.

Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira

Halo Sahabat Budaya!!! Tahukah kalian kalau di wilayah Kecamatan Banda  [Kabupaten Maluku Tengah, Maluku] banyak terdapat rumah pengasingan bagi tokoh-tokoh politik Indonesia pada zaman penjajahan Belanda? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu rumah pengasingan yang ada, yaitu rumah pengasingan Bung Hatta. Simak penjelasan di flyer bawah. Disalin dari IG BPCB Malut

55. Janjang Gantuang

No. Registrasi Nasional:  PO2016072200273 Dilindungi UU No.11 Th. 2010 Janjang Gantuang sesunguhnya merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan Pasa Lereng dengan Pasa Bawah & Pasa Aua Tajungkang. Tepat disebelahnya terdapat sebuah janjang lain yang bernama Janjang Tigo Baleh. Janjang Tigo Baleh sempat ditiadakan (tidak dapat tahun pasti) dan pada tahun 2017 dilakukan revitalisasi dengan membuat janjang baru di lokasi persis Janjang Tigo Baleh berada. Janjang baru mengambil bentuk berbeda, namun diberi nama sama.

Tingkuluak #10

Tingkuluak merupakan salah satu Hijab perempuan Minangkabau selain Lilik . Penggunaan tingkuluak menjadi bagian dari pakaian adat. Seperti dikenal namanya 'Tingkuluak Tanduak'.  Bentuk Tingkuluak bermacam-macam, ada yang sekadar membungkus kepala sehingga rambut perempuan tidak kelihatan. Namun ada juga yang menutup hingga ke bahu serta ada pula yang mencapai dada. Seperti Tingkuluak Koto Gadang.

Bukittinggi masa Agresi Belanda II

SERANGAN DIKOTA BUKITTINGGI 19 DESEMBER 1948- Pada masa Perang Kemerdekaan, Bukittinggi dijuluki sebagai “ Ibu Kota Kedua Republik Indonesia”  Selama beberapa bulan, pada tahun 1947 Wakil Presiden RI berkedudukan di kota ini. Dari Bukittinggi, Wakil Presiden memimpin dan menggendalikan  pemerintahan dan perjuangan untuk seluruh Sumatera.

Kebudayaan\4. Museum\6.Museum Zoologi

 Klik pada judul untuk menuju tulisan: Sato Saba Piliang. Lemuria Indonesia. Hal.776 - Google Book Pembentukan Identitas Literatur - lib.ui.ac Museum Zoologi - Wikipedia  Zoology Musuem in Guguak Panjang Sub District, Indonesia -  Museum Zoologi - Geo Tourism Museum Zoologi Bukittinggi Sumatera Barat