Langsung ke konten utama

5. Eks Bangunan Kantor Depdikbud Kota Bukittinggi




Bekas (Eks.) Bangunan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Kota Bukittinggi  berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 9, Kelurahan Belakang Balok, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, atau sekitar 100 m ke arah utara dari SMU 2 Bukittinggi. Pertama kali di-dirikan gedung ini digunakan sebagai tempat tinggal Kepala Sekolah Raja (Kweekshcool). Pasca kemerdekaan, sebelum menjadi Kantor Dikbud, bangunan ini berturut-turut menjadi Kantor DPRD, Kantor Pajak, dan IKIP (Sekarang Universitas Negeri Padang) Bahasa Inggris dan Arab (sebelum dipindahkan ke Padang).

Secara umum bangunan tersebut belum banyak berubah, hanya beberapa bagian yang mengalami penambahan bangunan. Bangunan ini berukuran 18 x 12 m dengan ditopang dengan 4 (empat) buah tiang utama serta hiasan ukiran pada bagian penopangnya. Kamar kecil masih asli dan masih berfungsi sampai sekarang. Bangunan ini sudah mengalami perbaikan/renovasi tahun 2010 dengan tidak merubah bentuk dan struktur bangunan. Bangunan ini pernah difungsikan sebagai kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bukittinggi (Sampai Tahun 2016). Semenjak tahun 2017 bangunan ini digunakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

*Disalin dari Buku "Benda Cagar Budaya Kota Bukittinggi/ Bukittinggi Heritage. Dinas Kebudayaan & Pariwisata. 2012"

Komentar

Acap Dilihat

52. Rumah Dinas Gubernur Sumatera

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Terletak di kawasan Parak Kopi atau di belakang Bioskop Sovia, di dekat Hotel Sumatera. Rumah ini sudah lama tidak ditempati. Posisinya berada dilerang bukit dan menghadap ke Ngarai Sianok. Apabila kita melayangkan pandangan di depan rumah maka akan tampak di bawah sana Jalan. Panorama, Museum Tri Daya Eka Dharma, Taman Panorama dan Lubang Japang, serta Ngarai Sianok. Menurut beberapa sumber, rumah ini merupakan Rumah Dinas Tengku Muhammad Hasan Gubernur Sumatera [1] pada awal kemerdekaan. Di rumah inilah salah satu kepingan sejarah Republik Indonesia terjadi, yaitu rapat dari tokoh republik pada tanggal 19 Desember tahun 1948. Rapat tersebut berkaitan dengan jatuhnya Ibu Kota Republik Indonesia Jogjakarta serta serangan yang sedang menghujam Bukittinggi semenjak pagi. Serta kemungkinan para pemimpin republik yang ditangkap serta belum adanya informasi terkait hal ter

10. PPKD Kota Bukittinggi

 Dokumen Pokok Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kota Bukittinggi disusun pada tahun 2018. Klik pada judul untuk menuju ke berkas dimaksud: Dokumen PPKD Kota Bukittinggi Bukittinggi-Latar Belakang Budaya (1) Bukittinggi-Latar Belakang Budaya [2] Bukittinggi - Sejarah Singkat Wilayah Admnistrasi Bukittinggi - Wilayah Admnistrasi Data Objek Pemajuan Kebudayaan

72. Rumah Wakidi

  Wakidi lahir di Plaju, Palembang, Sumatra Selatan, sekitar tahun 1889. Orang tuanya orang Jawa yang berasal dari Semarang, kemudian mereka bekerja di Plaju, Sumatra. Sejak kecil Wakidi senang melukis dan semakin berkembang bakatnya itu ketika tahun 1903 Wakidi bersekolah di   Kweekschool   (sering disebut Sekolah Raja - sekolah guru) Bukit Tinggi. Di sekolah ini Wakidi mulai serius belajar melukis dengan bimbingan guru, terutama ia melukis tema-tema pemandangan alam, seperti: ngarai, sawah, gunung, dan sungai. Wakidi lulus tahun 1908 dan mulai mengajar di sana. Ia juga mengajar di INS Kayu Tanam pada tahun 1940-an dan sejak kemerdekaan tahun 1949 ia mengajar di sekolah menengah di Bukit Tinggi.

41. Penjara Lama

Sumber: Tropen Museum No Registrasi Nasional:  PO2016052000025 Dilindungi oleh UU No.11 tahun 2010 Lembaga Pemasyarakatan (LP) Bukittinggi merupakan salah satu bangunan atau komplek bangunan tertua di Bukit Tinggi (komplek bangunan tua lainnya ialah Komplek Benteng de Kock-1826 dan Komplek Militer-1860an), dibangun sekitar tahun 1864. Sebelum pembangunan tahun 1864, penjara ini sudah ada namun dengan kondisi seadanya, terbuat dari kayu dan digunakan untuk menahan Mujahid Paderi.  Pada tahun 1990an bangunan penjara ini tidak lagi difungsikan dan dipindahkan ke LP Biaro yang berjarak sekitar 8 Km dari pusat kota Bukittinggi.

20. Sekolah MULO (SMP N 3&4 Bukittinggi)

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Bangunan SMP 3 dan 4 atau dahulu merupakan SMP 2 berada di Jalan Panorama, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang . Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala sekolah, bangunan sekolah ini merupakan Sekolah MULO (sekolah menengah) pada masa Kolonial Belanda. Hingga tahun 1945 bangunan ini masih difungsikan sebagai sekolah menengah oleh pemerintah Indonesia. Setelah sekolah menengah di tiadakan kemudian pada tahun berikutnya beralih fungsi sebagai tempat percetakan "Oeang Republik Indonesia (ORI)". 

Kunjungan Murid SMA PGRI Pakan Baru

Pada hari Ahad tanggal 5 Februari 2017, Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta mendapat kunjungan dari murid-murid SMA PGRI Pekan Baru. Gambar Selengkapnya: Halaman Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta Like & Follow:  Bukittinggi Culture, History, & Arts Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta Museum Rumah Adat Nan Baanjuang Peninggalan Sejarah Bukittinggi Join Our Group: Bukittinggi Culture, History, & Arts Follow Our Instagram: Bukittinggi Culture, History, & Arts Join Our WAG: Konco Budaya

Revitalisasi RANB-2020

Foto: Halaman Museum Rumah Adat Nan Baanjuang Museum Rumah Adat nan Baanjuang (RANB) tengah mengalami revitalisasi. Bangunan museum dibangun semenjak masa Belanda. Hingga kini masih tegak berdiri.

Selamat Hari Raya Aidil Fitri 1444 H

  Selamat Merayakan Hari Raya Aidil Fitri 1444 H Jum'at, 21 April 2023 Minal Aidin Walfaidzin. Mohon Maaf Zahir & Bathin

Terkait Penutupan RANB dikala Hujan

Museum Rumah Adat Nan Baanjuang (RANB) merupakan salah satu museum yang terdapat di Kota Bukittinggi. Museum ini terdapat dalam objek wisata Kebun Binatang Kinantan yang merupakan salah satu objek wisata favorit di kota ini. Museum ini dibangun pada tahun 1935 dimasa Kolonial Belanda dengan tujuan sebagai fasilitas untuk menyimpan benda-benda koleksi budaya Minangkabau. Pada masa sekarang, museum ini telah berstatus Cagar Budaya . Sejarah keberadaan Museum Rumah Adat Nan Baanjuang ini tidak terlepas dari Kebun Binatang itu sendiri. Karena penambahan bangunan museum oleh Belanda dimaksudkan untuk mempercantik Kebun Bunga yang mereka buat di atas Bukik Malambuang itu. Perkembangan selanjutnya, Kebun Bunga bertransformasi menjadi Kebun Binatang adapun Museum Rumah Adat Nan Baanjuang tetap dengan fungsinya yang semula, museum.

Kotak Pos Lama (Brievenbus)

  Foto: klik positif Kotak Surat atau Bis Surat atau Brievenbus dalam bahasa Belanda atau kotak pos merupakan tempat atau kotak untuk mengirim surat yang sudah diberi alamat tujuan yang jelas, dan perangko yang cukup. Dalam sejarahnya di Indonesia, pos sudah ada sejak tahun 1602 pada saat VOC berkuasa.  Gubernur Jenderal G.W Van Imhoff mendirikan  kantor pos pertama di Batavia atau jakarta pada tanggal 26 agustus tahun 1746. Keberadaan Kantor pos sendiri sangat penting karena berkaitan erat dengan sejarah perkembangan telekomunikasi bahkan sejarah bangsa Indonesia sendiri. Berperan penting dalam memperlancar arus surat menyurat selama masa kolonial Belanda dan berkembang setelah penemuan teknologi telegram dan telepon.