14. Hotel Centrum


No. Regnas: RNCB.20100108.02.000358
SK Menteri:  PM.05/PW.007/MKP/2010
Status: Dilindungi Undang Undang No. 11 Tahun 2010
 
Riwayat pembangunannya tidak diketahui dengan pasti, dimasa Kolonial Belanda komplek bangunan ini merupakan sebuah hotel dengan nama "Hotel Centrum" yang merupakan hotel termegah di Bukittinggi pada masa sekitar tahun 1900-an. Masyarakat Kota Bukittinggi lebih mengenal kompleks ini dengan nama “BAHOLA”.
Dalam catatan sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, hotel ini dihubungkan dengan peristiwa insiden tiga orang anggota NICA dari Pekanbaru yang mengatas namakan Sekutu mencoba menaikkan bendera Belanda di Stasiun Kereta Api Bukittinggi. Akan tetapi, tindakan itu dapat dihalangi oleh para pemuda (pejuang) sehingga bendera Merah Putih tetap berkibar. Sementara ketiga orang Belanda itu kemudian diantar ke Hotel Centrum.


Pasca kemerdekaan, hotel ini pernah berubah menjadi Hotel Merdeka. Setelah tidak berfungsi sebagai hotel, bangunan ini kemudian dipakai oleh Keluarga Rakhman Tamin. Selanjutnya, oleh keluarga Rakhman Tamin bangunan ini disewakan kepada Kantor Pos dan Giro sebagai kantor sementara sambil menunggu pembangunan kantornya selesai. Kemungkinan bangunan yang disewakan tersebut ialah bangunan utama yang menghadap ke Jalan Sudirman, hal ini karena bagian lain dari bangunan ini juga disewakan kepada perorangan untuk pertokoan dan kursus Bahasa Inggris. Sekarang bangunan ini tidak dipakai lagi, karena Kantor Pos dan Giro sudah memiliki bangunan yang baru.

Komplek bangunan ini terdiri dari tiga blok bangunan. Seluruh bangunan memberi kesan tinggi dan luas. Dua buah bangunan, yaitu bagian sayap kiri dan bangunan utama beratapkan seng, sedangkan bangunan di sayap kanan beratap dari semen. Bangunan utamanya mempunyai jendela dan pintu masuk berbentuk lengkung. Plafon masih asli terbuat dari bahan asbes dengan motif bunga-bungaan yang ditopang oleh balok-balok kayu besar yang belum pernah diganti. Bangunan ini memiliki luas 1.925 meter². 

Pasa saat sekarang ini (2017) komplek bangunan ini diberi pagar seng karena dalam perkara perihal kepemilikan. Pekarangan bagian dalam ditumbuhi rumput liar yang telah mulai menjadi semak, adapun bangunan sendiri sudah tidak terawat dan pada bagian atap tampak mengelupas bahkan ada yang lepas.


Foto lain silahkan klik:

  1. Poto Lawas
  2. IG Bukittinggi Culture

Baca Juga:

Like & Follow: 
Join Our WAG: Konco Budaya
Join Our LINE Open Chat: Bukittinggi Culture, History, & Arts





Komentar

Postingan populer dari blog ini

29. Wisma Anggrek

13. Batu Kurai Limo Jorong

Garis Waktu Bukittinggi