Langsung ke konten utama

Berbagai Lokakarya di PKN 2021


Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) kali ini menyelenggarakan beberapa lokakarya yang dapat kalian ikuti. Silahkan telususuri tautan terkait untuk informasi lebih lanjut dan jangan lupa catat tanggal deadline pendaftarannya. Jangan sampai kalian ketinggalan. Selamat mengikuti..

  1. KULINERAN I
    Fotografi Teknik & Proses Pangan - Piranti & alat
    Fotografi kuliner adalah bagian penting dari seni kuliner itu sendiri. Dalam seni fotografi itu, teknik dan proses pengolahan pangan memberikan pengaruh pada cara kita mengkonsumsi kuliner, demikian pula dengan alat-alat pengolah pangan. Lewat Kelas Generasi Cerlang ini kita akan belajar bersama menghadirkan pusparagam kuliner Nusantara melalui lensa fotografi. Lebih khusus lagi, dalam kelas ini kalian akan belajar tentang bagaiman memotret dan mengolah secara visual aneka teknik dan proses pangan serta piranti dan alat-alat pengolah pangan Nusantara.

    Informasi selengkapnya DISINI

    Penutupan Pendaftaran
    30 Juli 2021


  2. KULINERAN II
    Fotografi budaya pangan
    Pangan bukan hanya soal apa yang kita makan, melainkan juga apa yang kita lihat. Kenikmatan kuliner tidak dimulai dari hidung dan mulut, tetapi dari mata. Untuk itu, fotografi kuliner adalah bagian penting dari seni kuliner itu sendiri. Lewat Kelas Generasi Cerlang ini kita akan belajar bersama menghadirkan pusparagam kuliner Nusantara melalui lensa fotografi. Lebih khusus lagi, dalam kelas ini kalian akan belajar tentang aneka ekspresi budaya pangan lokal serta pengolahan arsip kuno tentang tradisi kuliner kita sehingga bisa dipresentasikan dengan tampilan visual yang menarik.

    Informasi selengkapnya DISINI

    Penutupan Pendaftaran
    25 Juli 2021


  3. KULINERAN III
    Fotografi ritual pangan, bahan pangan, & tanaman

    Makanan di dalam konteks kebudayaan Nusantara kerap juga berhubungan dengan ritual-ritual adat. Artinya, makanan di dalam konteks ini tidak sekadar berhubungan dengan energi baru di dalam tubuh, tetapi juga menjadi bagian dari hubungan manusia dengan alam dan penciptanya. Di dalam konteks itu, ritual pun berhubungan dengan tanaman. Misalnya, ritual khusus untuk menanam dan panen. Agar bisa dinikmati lebih banyak orang, mengundang partisipasi dan perhatian khalayak luas, perlu keahlian dalam mengolah rangkaian hubungan pangan, ritual pangan, dan bahan pangan serta tanaman itu dalam karya foto yang dirancang dengan baik. Lewat Kelas Generasi Cerlang ini, kalian bisa memperdalam keahlian fotografi ritual pangan, bahan pangan, dan tanaman. Dengan demikian, perihal pangan akan menjadi alternatif menarik untuk karya fotomu dan konten media sosialmu.

    Informasi selengkapnya DISINI

    Penutupan Pendaftaran
    26 Juli 2021

  4. KULINERAN IV
    Fotografi festival kuliner serta fotografi & penataan makanan

    Tidak ada pesta tanpa makanan dan tidak ada makanan tanpa tatanan penyajian. Keseluruhan rangkaian tata letak sajian kuliner hingga festival kuliner membentuk sebuah kesatuan pengalaman yang unik. Agar bisa dinikmati lebih banyak orang, mengundang partisipasi dan perhatian khalayak luas, perlu keahlian dalam mengolah rangkaian ekspresi budaya itu dalam karya foto yang dirancang dengan baik. Lewat Kelas Generasi Cerlang ini, kalian bisa memperdalam keahlian fotografi festival kuliner dan penataan makanan sehingga bisa mengisi konten media sosial kalian dengan aneka foto makanan yang menggiurkan.

    Informasi selengkapnya DISINI

    Penutupan Pendaftaran
    27 Juli 2021

  5. POTRET WASTRA
    Lewat Lensa Kenali Wawasan Sandang Nusantara

    Saat ini, fotografi yang secara khusus menjadikan wastra nusantara sebagai objeknya masih jarang ditemui. Pendokumentasian karya wastra jelas berbeda dengan pendokumentasian benda hidup atau objek lainnya. Berbagai macam bahan, tekstur, dan warna harus mampu ditangkap dengan baik melalui lensa untuk memaksimalkan pesan yang ingin disampaikan. Lewat Kelas Generasi Cerlang ini kita akan belajar bersama teknik fotografi dan penyuntingan foto wastra Nusantara sesuai dengan karakteristiknya.

    Informasi selengkapnya DISINI

    Penutupan Pendaftaran
    29 Juli 2021


  6. RUMAH KITA
    Bincang Rupa & Ragam Dokumentasi Arsitektur

    Rumah bukan hanya tempat bermukim, melainkan juga ruang interaksi budaya tempat masyarakat mengungkapkan cita-cita dan rekaman kenangan mereka. Mendokumentasikan ragam arsitektur Nusantara adalah langkah penting untuk merawat ekspresi cita-cita dan ingatan kebudayaan masyarakat. Lewat Kelas Generasi Cerlang ini kita akan belajar bersama merekam arsitektur Nusantara dalam rupa video dokumenter yang memperhatikan dimensi artistik dan nilai budaya ragam arsitektur tersebut. Lebih khusus lagi, dalam kelas ini kalian akan belajar tentang seluk-beluk pelestarian rumah tradisional, mulai dari aspek pendanaan, metode pengelolaan pemukiman tradisional, hingga kerjasama dengan aneka pemangku kepentingan.

    Informasi selengkapnya DISINI

    Penutupan Pendaftaran
    28 Juli 2021

Komentar

Acap Dilihat

39. Los Saudagar

Los Saudagar atau Lorong Saudagar atau masyarakat Bukittinggi dan Agam juga mengenalnya dengan nama Balakang Pasa ialah komplek bangunan ruko peninggalan kolonial yang masih bertahan di Bukittinggi. Pada gempa tahun 2006, sebagian besar dari bangunan ruko disini hancur dan hanya menyisakan puing-puing. Kini hanya sebagian kecil dari bangunan yang masih bertahan. Komplek bangunan ini telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional dengan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2010 dengan Nomor  Nomor PM.05/PW.007/MKP2010 . ====================== Di sebelah timur terdiri dari blok-blok bangunan berjajar yang dinamakan dengan `belakang pasar` yang dibangun pada tahun 1917 (berdasarkan yang tertera pada salah satu bangunannya). Blok ruko pada daerah ini menjual barang¬barang kodian, minyak tanah, minyak goreng dan kapuk. Jalan diantara deretan blok bangunan ini dikenal dengan nama Jalan Saudagar dan Jalan Kumango, yaitu tempat menjual barang-barang kelontong. Deretan blo

20. Sekolah MULO (SMP N 3&4 Bukittinggi)

Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Bukittinggi berdasarkan  SK Walikota No. 188.45-335-2021 Tanggal 30 Desember 2021 Bangunan SMP 3 dan 4 atau dahulu merupakan SMP 2 berada di Jalan Panorama, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang . Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala sekolah, bangunan sekolah ini merupakan Sekolah MULO (sekolah menengah) pada masa Kolonial Belanda. Hingga tahun 1945 bangunan ini masih difungsikan sebagai sekolah menengah oleh pemerintah Indonesia. Setelah sekolah menengah di tiadakan kemudian pada tahun berikutnya beralih fungsi sebagai tempat percetakan "Oeang Republik Indonesia (ORI)". 

19. SMP N 1 Bukittinggi

No Regnas: RNCB.20181025.02.001532 SK Penetapan: SK Menteri No PM.05/PW.007/MKP/2010   Status: dilindungi Undang-Undang     Gedung Sekolah SMP 1 berada di Jalan Sudirman No. 1, Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, Kecamatan Guguak Panjang. Tidak ada keterangan yang jelas mengenai riwayat bangunan ini, tetapi dilihat dari bentuk arsitekturnya tampak bahwa bangunan ini mewakili gaya yang khas pada masa kolonial yang ditunjukkan pada bangunan tembok yang kokoh dan balok-balok kayu yang besar serta ukuran pintu dan jendela yang relatif besar pula.  Sampai sekarang bangunan ini masih berfungsi sebagai sekolah (SMP 1).  Bangunan yang berada di kompleks ini terdiri dari 3 blok bangunan. Bangunan utamanya berada di tengah-tengah yang dipergunakan sebagai ruang belajar mengajar. Dua buah bangunan lain merupakan bangunan tambahan yang dibuat tahun 1985 yang difungsikan sebagai ruang majelis guru dan ruang tata usaha.

Lilik #9

Hijab memiliki banyak bentuk dan nama, sesuai dengan kebudayaan masyarakat yang memakainya. Hijab sendiri merupakan kata yang terdapat dalam Al Qur'an [1] dan Jilbab merupakan suatu kata yang populer dimasa Orde Baru. [2] Buya Hamka menerjemahkan Hijab dan Khimar sebagai 'selendang' atau ada juga yang mengatakan beliau menerjemahkannya sebagai 'Kudung' yang berarti 'Kerudung' [3]. Singkat kata, Hijab merupakan kata Syari'at yang merupakan suatu konsep tentang bagaimana seorang perempuan (muslimah) dalam menutupi salah satu auratnya. Sedangkan dalam ranah kebudayaan dikenal berbagai nama dan bentuk seperti; niqab, burqa, chadar (cadar), hijab, [4] dan lain sebagainya.

Dongeng: Nenek Tua dan Ikan Gabus

  SDN06BatamKota | Dahulu kala, ada seorang Nenek Tua yang sangat miskin. Pakaiannya, hanya yang melekat di badannya. Itu pun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-hari Nenek Tua itu sebagai pencari kayu bakar di hutan untuk ditukarkan dengan makanan. Di saat musim kemarau, di hutan itu, banyak sungai yang kering, dan kekurangan air. Nenek Tua pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Ketika  sampai di hutan itu, Nenek Tua itu melihat banyak sekali ikan gabus di tempat yang kekeringan, mereka sedang menggelepar-gelepar. Dia begitu gembira. “Mungkin ini rezekiku. Aku akan merasakan lezatnya daging ikan gabus. Nanti, aku akan goreng sebagian dan sebagian lagi kujual,"ujarnya membatin. Lalu, ia pun menjongkok, sambil menyaksikan ikan-ikan gabus yang menggelepar-gelepar itu. Namun, lama-kelamaan, nenek tua itu berubah niat, ia menjadi iba. Akhirnya, ia mengurungkan niatnya mengambil ikan-ikan gabus itu. Dia hanya diam, sambil memandangi ikan-ikan gabus yang tid

Pasanggrahan di Sumatera Barat Awal Abad ke-20

  Singgalang.co.id | Pelancongan adalah perjalanan dan rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh manusia, baik secara perorangan atau berkelompok ke suatu tempat untuk sementara waktu. Aktivitas ini dilakukan dengan tujuan mencari ketenangan, kedamaian, keseimbangan, keserasian dan kebahagiaan jiwa/batin. Di samping membutuhkan prasarana dan sarana transportasi, kegiatan ini juga membutuhkan sarana akomodasi. Salah satu jenis akomodasi yang dibutuhkan wisatawan adalah tempat menginap. Tiga contoh fasilitas akomodasi yang sangat lazim dikenal dan digunakan para pelancong saat sekarang adalah hotel, apartemen, dan guesthouse . Tempo doeloe, terutama pada kurun waktu empat dekade pertama awal abad ke-20, jenis-jenis akomodasi ini dikenal dengan sebutan hotel dan pasanggrahan. Sumber-sumber lama dari era Belanda, pada awalnya, mendefinisikan pasanggrahan sebagai tempat tinggal/menginap sementara bagi para ambtenar (pegawai pemerintah) atau orang-orang pemerintahan, termasuk juga aparat mil

Lomba Vlog untuk Umum

  Halo, Sahabat Nusa! Kamu suka videografi? Sering membuat konten video vlogging atau semacamnya di media sosial kamu? Pas sekali, agaknya! Kali ini Nusa akan mewadahi bakatmu dalam sebuah lomba vlog :) Dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat dalam merevitalisasi potensi Jalur Rempah serta meningkatkan pemahaman dan pemaknaan Jalur Rempah, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menyelenggarakan kegiatan lomba Vlog di kompetisi Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia!

Tingkuluak #10

Tingkuluak merupakan salah satu Hijab perempuan Minangkabau selain Lilik . Penggunaan tingkuluak menjadi bagian dari pakaian adat. Seperti dikenal namanya 'Tingkuluak Tanduak'.  Bentuk Tingkuluak bermacam-macam, ada yang sekadar membungkus kepala sehingga rambut perempuan tidak kelihatan. Namun ada juga yang menutup hingga ke bahu serta ada pula yang mencapai dada. Seperti Tingkuluak Koto Gadang.